Liputan6.com, Jakarta Cerita Seleb makin bikin geregetan saja. Kali ini apa yang dikisahkan di episode Seleb? Bahrum, pimpinan unit, sedang bicara di HP-nya, begitu melihat La Suki dan Kafka, diikuti Ashanti Devi dan Yayan yang melintas di sampingnya. Pria itu melengos, sambil tetap bicara.
Kelihatannya dia mau menemui Bang Heru. Gue yakin mau nangis darah juga nggak mungkin Bang Heru mau memaafkannya. Mendengar kata-kata Bahrum, KAFKA berhenti sejenak, memandang Ashanti di belakangnya. Ashanti mengangkat bahu, dan mereka kembali meneruskan langkah.
Advertisement
Baca Juga
Bahrum melanjutkan telponnya. Kamu siap-siap aja kembali memerankan Mawar, lanjut Bahrum di ujung. Jesika menjawab dengan germbira. Siap. Pokoknya begitu ada perkembangan, segera kasih tahu gue, kata Jesika. Pasti. Dan jangan lupa, hadiah spesial lo buat gue. Jesika tertawa.
Apa yang terjadi di Seleb selanjutnya?
Jesika Bersekongkol dengan Bahrum
Heru Suhendro, sang sutradara yang sedang duduk menyandar di sebuah kursi seketika berdiri begitu melihat La Suki memasuki ruangan bersama Kafka , Ashanti Devi dan Yayan. Kemarahan masih membayang penuh di wajahnya. Kamu sangat mengecewakan!, kata Heru dengan nada bergetar, dengan sinar mata berkobar kemarahan.
La Suki tergamam sesaat, lalu kembali menangis sesenggukan di pelukan Yayan. Bang Ade sudah ada di ruangan itu, Bahrum bergabung. Begini aja deh, nggak lucu kalau serial “SHELTER” distop begitu saja, jadi kembalikan aja peran Mawar kepada Jesika Maida, Bang, kata Bahrum
Ini, Bang, kata Kafka menyodorkan map di tangannya yang berisi draft kontrak kepada Heru. Memang benar Global Star mau membajak La Suki, tapi La Suki belum memberikan jawaban kepada Pak Ferdi, Bang. Heru mengambil map di tangan Kafka dan langsung membukanya.
Jadi belum ditandatangani, kata Heru, dengan nada suara seketika melunak, dan sekaligus kelihatan menyesal.
Advertisement
Siapa Yang Merekam?
Belum Bang, karena saya dan La Suki kan ndak ngerti soal begitu, jadi kita mau tanya dulu sama Mas KAFKA , atau sama abang sendiri, kata Yayan. Heru semakin tampak menyesal. Yang jadi pertanyaan gue, siapa yang merekam petemuan itu dan memberikannya kepada Pak Hendry, Bang, kata Kafka.
Heru agak tersentak, baru terpikirkan siapa yang merekam pertemuan tersebut. Perlahan ia menoleh ke arah Bahrum.
Kafka menasehati La Suki. Satu hal yang lo musti tahu, persaingan bisnis di dunia entertainmen itu sangat keras. Kadang bisa sangat kotor. Lain kali lo musti hati-hati, kata Kafka sambil melangkah beriringan dengan La Suki menuju tenda artis dekat lokasi syuting.