Ali Shahab dan Sinetron Rumah Masa Depan yang Legendaris

Beranak dalam Kubur dengan pemeran utama Suzanna adalah salah satu film garapan Ali Shahab.

oleh Septika Shidqiyyah diperbarui 27 Des 2018, 14:01 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 14:01 WIB
Ali Shahab
Ali Shahab (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Dunia hiburan Tanah Air kehilangan sutradara sekaligus sastrawan legendaris Ali Shahab. Ia meninggal dunia pada Selasa (25/12/2018). Ali Shahab meninggal dunia di usianya yang ke-77 tahun. Ali Shahab dikebumikan di TPU Kemuning, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, pada Rabu (26/12/2018). 

Kepergian Ali Shahab untuk selama-lamanya membuat dunia hiburan Tanah Air cukup kehilangan. Pasalnya, Ali Shahab adalah sutradara sekaligus sastrawan legendaris di Indonesia. 

Di dunia sinema, Ali Shahab pernah membesut sejumlah film horor yang dibintangi Suzanna, seperti Beranak dalam Kubur, Bumi Makin Panas, dan Napsu Gila. Ali Shahab juga pernah menggarap film komedi Manusia Enam Juta Dolar yang dibintangi Warkop DKI.

Karya Legendaris Ali Shahab

Ali Shahab dikenal sebagai seniman dan budayawan Betawi. Karyanya yang terkenal adalah sinetron Rumah Masa Depan yang ditayangkan di TVRI pada era 1980-an. Selain itu, ia juga menulis beberapa novel remaja bernuansa Islami.

Beberapa karyanya di bidang perfilman yang tak kalah terkenal adalah Beranak Dalam Kubur (1971), Bumi Makin Panas (1973), Nafsu Gila (1973), dan Pulau Cinta yang semuanya dibintangi oleh aktris legendaris Suzzanna.

Serta masih banyak lagi deretan film karyanya yang terkenal di eranya, termasuk Manusia Enam Juta Dolar (1981) yang dibintangi Warkop DKI dan Eva Arnaz.

Karya sinetron terakhir yang ditangani oleh Ali Shahab adalah Prahara Batavia yang tayang pada tahun 2001 silam.

Karier Ali Shahab

Ali Shahab menempuh pendidikan Akademi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta (1958-1963). Setelah lulus ASRI, dia langsung berkecimpung ke dalam dunia jurnalistik di Jakarta. Ali Shahab juga menulis sekitar 20 judul novel populer, salah satunya Tante Girang yang ceritanya menembus layar lebar.

Film hasil tangan dinginnya antara lain, Di Balik Tjahaja Gemerlapan (Artistik, 1969), Beranak Dalam Kubur (1971), Brandal-Brandal Metropolitan (Skenario, 1971).

Tak cuma film, sinetron garapan Ali Shahab pun juga banyak yang sukses antara lain, Rumah Masa Depan (1984-1985), Desa Bumiku, Tanah Air Tanah Rebutan, Anak Titipan (1993), Nyai Dasima (1995), Angkot Haji Imron (1996 dan 1997), Neo Pepesan Kosong (1990-an).

Ali Shahab pernah menjadi Anggota Dewan Film Nasional (1989-1994), Ketua Umum Asosiasi Rumah Produksi (1991), Ketua I/Bidang Penjurian Panitia Tetap FSI (1994-1998), Anggota Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (1995-1998).

Ali Shahab juga pernah mendirikan Teater September, sebuah nama yang diambil dari bulan kelahirannya. Dari teater itu, sejumlah nama besar muncul, seperti Hamid Arief (alm) dan Wolly Sutinah alias Mak Uwok (alm).

Pioner Tayangan Stripping di Indonesia

Ali Shahab
Ali Shahab (Istimewa)

Ali Shahab disebut sebagai pionir terciptanya tayangan stripping di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Ali Zaenal usai pemakaman Ali Shahab di TPU Kemuning, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Rabu (26/12/2018).

"Kalau kata aku beliau ini legenda ya. Beliau yang pertama kali buat Rumah Masa Depan, salah satu sinetron di Indonesia," kata Ali Zaenal usai pemakaman Ali Shahab.

"Menurut aku, Beliau juga yang buat stripping pertama kali, Pepesan Kosong. Beliau bikin pertama kali komedi ada ketawanya di belakang. Jadi, Beliau ini legend banget di dunia persinetronan atau perfilman Indonesia," lanjutnya. 

Senada dengan Ali Zaenal, menurut wartawan senior Ilham Bintang Ali merupakan salah satu pelopor sinema elektronik atau yang lebih dikenal sebagai sinetron di Indonesia. Salah satu sinetron yang dulu sukses dia besut adalah Rumah Masa Depan yang tayang di TVRI pada 1980-an.

"Kami pernah sama-sama menjadi pengurus Panitia Tetap Festival Sinetron Indonesia. Ali Ketua Bidang Penjurian, saya Ketua Bidang Humas. Dulu waktu itu kita semua masih belajar soal sinetron ini. Dia (Ali) yang memilah-milah mana sinetron lepas, mana sinetron jenis lain. Dia ahlinya itu. Dia pelopor sinetron di Indonesia, jauh sebelum Raam Punjabi (produser dan pemilik Multivision Plus yang dijuluki Raja Sinetron)," jelas Ilham.

Sinetron Rumah Masa Depan

Sinetron Rumah Masa Depan merupakan karya fenomenal Ali Shahab. Sinetron ini berkisah mengenai keluarga tiga generasi yang hidup bersahaja di sebuah rumah yang sederhana.

Anggota keluarga tersebut ada Si Kakek (Hamid Arief), dan juga Si Nenek (Mak Wok atau Wolly Sutinah) sebagai generasi pertama, tinggal bersama Pak Sukri (Dedy Sutomo) dan Ibu Sukri (Aminah Cendrakasih) sebagai generasi kedua, dan kedua orang cucunya sebagai generasi ketiga yaitu : Bayu (Septian Dwicahyo) dan Gerhana (Andi Ansi). 

Mereka tinggal di sebuah desa bernama Cibeureum, di daerah Cianjur, Jawa Barat yang dipimpin oleh seorang kepala desa yang telah menduda sejak lama, dan selalu menjadi santapan gosip Bu Suwito (Mieke Wijaya), seorang warga desa yang kaya dan sombong.

Sinetron Rumah Masa Depan merupakan sebuah serial drama keluarga yang dulu sempat ditayangkan setiap hari Minggu siang di TVRI pada tahun 1980-an. Sinetron Rumah Masa Depan sangat sarat dengan pesan moral, sebagai syarat utama yang diajukan TVRI kepada pihak pelaksana produksi. Dan disepakati serial Rumah Masa Depan harus memperlihatkan sisi kerukunan antarwarga dari satu masyarakat di sebuah pedesaan.

Sinetron yang diproduksi PT. September Promotion (Sepro) ini terinspirasi dari film serial asing Little House on the Prairie yang juga diputar TVRI di era tahun 80-an. Seperti halnya A Little House on the Prairie yang berpusat pada Keluarga Michael Landon, demikian juga dengan sinetron Rumah Masa Depan, tokoh sentral dalam serial ini adalah Keluarga Pak Sukri, dengan segala kondisi suka dan duka dalam kehidupan keluarganya.

Selain pemeran keluarga Pak Sukri ada banyak bintang tamu yang turut menyemarakkan sinetron Rumah Masa Depan ini semisal Sukarno M. Noor, Tino Karno, dan Mila Karmila. Bahkan sang sutradara Ali Shahab acapkali ikut serta bermain dalam beberapa episode yang ada dalam sinetron Rumah Masa Depan ini.

Sayangnya, sinetron Rumah Masa Depan tidak bertahan lama karena kala itu TVRI tidak menerima tayangan iklan untuk sponsor. Sinetron Rumah Masa Depan murni dibiayai TVRI dan diproduksi PT Sepro.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya