Liputan6.com, Jakarta Band metal asal Bandung, Taring berhasil menjadi juara ajang Wacken Metal Battle Indonesia (WMBI) 2019 yang digelar di Dome Balerame Sabilulungan, Soreang, Bandung, Sabtu 22 Juni 2019. Taring berhasil menjadi yang terbaik di antara 10 band finalis di ajang kompetisi musik ekstrim itu. Dengan titel juara di WMBI 2019, Taring berhak mewakili Indonesia untuk tampil di festival musik metal terbesar Wacken Open Air (W:O:A) Jerman pada 29 Juli – 4 Agustus 2019 mendatang.
Wacken Metal Battle Indonesia (WMBI) merupakan wadah kompetisi band metal Indonesia yang diinisiasi DCDC Dreamworld, bekerjasama dengan ATAP Promotions dan The Metal Rebel. Sejak tahun 2016 DCDC Dreamworld hadir sebagai program khusus dari DCDC – Djarum Coklat Dot Com, yang memberikan dukungan terhadap musisi independen untuk melebarkan sayap ke kancah internasional. Puluhan musisi dengan berbagai project sudah didukung, mulai dari Bottle Smoker yang melakukan rekaman di jalanan penjuru Asia, Burgerkill rekaman orkestra di Praha, Tur Jepang Homogenic, Tur Eropa Jeruji, dan masih banyak lainnya. Sementara, ajang Wacken Metal Battle Indonesia ini sudah berjalan selama tiga tahun berturut-turut.
Di setiap tahun penyelenggaraan Wacken Metal Battle Indonesia ratusan band beraliran musik ekstrim dari berbagai daerah di tanah air melibatkan diri memperebutkan tiket menuju Wacken, Jerman, untuk menggebrak panggung atas nama Indonesia di Wacken Metal Battle yang diselenggarakan salah satu festival musik ekstrim terbesar di dunia, Wacken Open Air (W:O:A).
Advertisement
Gebeg, drummer Taring, merasa bangga mampu menjadi yang terbaik di ajang WMBI. Ia mengatakan sudah tak sabar dan membayangkan bisa tampil di Jerman.
"Siapa yang nggak bahagia mendapat kesempatan hebat tampil di Wacken Open Air, festival musik ekstrim terbesar. Ini peluang besar sekaligus tantangan berat bagi kami. Taring tidak akan berhenti sampai di sini saja, kemenangan ini berarti menjadi trigger kami terus menelurkan karya yang lebih baik lagi,” ujarnya Gebeg dalam keterangannya kepada wartawan, baru-baru ini.
Taring bersama tim DCDC yang mewakili Indonesia di panggung W:O:A Metal Battle adalah tanggal 31 juli 2019. Pada perayaan “30th anniversary” W:O:A tahun ini ada special treatment yang diberikan kepada band metal battle dari seluruh dunia. Mereka menyiapkan panggung megah yang diberi nama History Stage. Dengan durasi manggung yang lebih lama dibanding tahun-tahun biasanya dan juga akses untuk menikmati artis village.
Baca Juga
Bersaing
Sebelumnya, Taring band bersaing dengan 206 band dari 70 kota di W:O:A Metal Battle Indonesia 2019. Dengan masa registrasi sampai dengan masa penjurian berlangsung selama 3 bulan. Dari 206 band tersebut, kandidat dikerucutkan menjadi 30 besar lalu 10 besar. Finalis yang berhasil melaju ke 10 besar tampil secara live dan satu di antara mereka akan membawa bendera merah putih menuju Jerman.
Sepuluh finalis untuk W:O:A Metal Battle Indonesia 2019 adalah Belantara (Bogor, Jawa Barat), Carnivored (Tangerang, Banten), Hellcrust (DKI Jakarta), Kaluman (Bandung, Jawa Barat), Kapital (Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur), Over Power (Kediri, Jawa Timur), Paint In Black (Metro, Lampung), Taring (Bandung, Jawa Barat) dan Wafat(Surabaya, Jawa Timur).
Pada WMBI tahun ini para juri yang menentukan pemenang adalah Man (Jasad), Arian13 (Seringai) dan Luuk Van Gestel (Doomstar Bookings, Belanda). Mereka menilai seluruh band berdasarkan kualitas karya mereka. Seluruh aktivitas terkait W:O:A Metal Battle Indonesia 2019 dimonitor oleh tim Steering Committee, yaitu Eben (Burgerkill), Addy Gembel (Forgotten) dan Kimung.
Advertisement
Mengalahkan
Di atas panggung WMBI, Taring berhasil mengalahkan dirinya sendiri dengan tampil lepas tanpa beban. Penyajian musik, penguasaan panggung, mental, disiplin dengan aturan yang diberikan membuat Taring layak diperhitungkan.
Salah satu Juri WMBI, Arian (Seringai), menilai bahwa Taring layak dinobatkan sebagai juara WMBI 2019 dan memiliki potensi besar untuk tampil memukau di ajang W:O:A.
“Ada syarat-syarat yang harus dipatuhi, selain bermain yang baik di atas panggung. Seperti aturan waktu tampil setiap band. Sekitar 20 menit. Sanggup tidak band mengatur waktu itu? Karena juri tentu sangat jeli, tidak boleh kurang atau lebih. Nah, ketika Taring tampil, semua juri memberi angka besar karena band ini seperti the whole package, genre metalnya kental, lengkap dan bagus. Selain itu, soal manajemen waktu mereka juga sangat teliti,” ujar Arian Seringai mewakili para juri.