Raditya Dika Hingga Dewi Lestari Tulis Salam Perpisahan buat Arswendo Atmowiloto

Semasa hidupnya Arswendo Atmowiloto melahirkan karya sastra fenomenal.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jul 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2019, 12:30 WIB
Penulis 'Keluarga Cemara' Meninggal Dunia, Ini 5 Fakta Tentang Arswendo Atmowiloto
Semasa hidupnya Arswendo Atmowiloto melahirkan karya sastra fenomenal. (sumber: KapanLagi.com)

Liputan6.com, Jakarta - Selebritas yang kehilangan Arswendo Atmowiloto tak hanya keluarga dan para bintang film Keluarga Cemara. Para penulis papan atas Indonesia pun berduka atas meninggalnya Arswendo Atmowiloto.

Seperti diketahui, semasa hidupnya Arswendo Atmowiloto melahirkan karya sastra fenomenal. Selain Keluarga Cemara, Arswendo Atmowiloto melahirkan sejumlah buku di antaranya, Canting, 3 Cinta 1 Pria dan Kau Memanggilku Malaikat

Beberapa jam setelah Arswendo Atmowiloto berpulang, penulis novel Perahu Kertas dan Supernova, Dewi Lestari, lewat akun Twitter mengucapkan bela sungkawa seraya menyebutnya kawan.

Turut berduka cita sedalamnya atas kepergian Mas Wendo @arswendo_atmo. Hidupmu abadi lewat tulisan, kisah, karakter, yang telah engkau ciptakan. Semasa kecil membaca tulisanmu, satu kehormatan akhirnya bisa memanggilmu “kawan”. Rest in peace, Mas,” cuit personel Rida Sita Dewi itu.

 

Senopati Pamungkas

[Bintang] Arswendo Atmowiloto
Preskon film Keluarga Cemara (Adrian Putra/bintang.com)

Raditya Dika juga merasa kehilangan. Di akun Instagram, Raditya Dika menggungah foto monokrom Arswendo Wiloto disertai status teks, “Selamat beristirahat Mas Wendo. Terima kasih atas karya dan inspirasi-inspirasinya.”

Penulis skenario 9 Summers 10 Autumns, Fajar Nugros, punya cara sendiri menyampaikan duka cita. Lewat Twitter, Fajar Nugros mencuit, “Selamat jalan Senopati Pamungkas.” Senopati Pamungkas sendiri merupakan salah satu judul buku yang ditulis Arswendo Atmowiloto.

 

Dengan Senyum

[Bintang] Arswendo Atmowiloto
Arswendo Atmowiloto (Nurwahyunan/bintang.com)

Sementara sastrawan Goenawan Muhamad menyatakan duka cita dengan mengutip pendapat Arswendo Atmowiloto soal kehidupan dan kematian.

‘Manusia hidup menunggu untuk mati. Kehidupan justru terasakan dalam menunggu. Makin bisa menikmati cara menunggu, makin tenang dalam hati,’ tulis Arswendo Atmowiloto dalam (novelnya) Canting. Kini sahabat saya ini menemui yang ditunggunya dengan senyum,” ungkap Goenawan Muhamad.

(Wayan Diananto)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya