10 Film Pendek Indonesia Bersaing di Viddsee Juree Awards Indonesia 2020

Viddsee Juree Awards Indonesia 2020 didukung oleh beragam aktivitas seperti podcast, pemutaran film, serta wawancara dengan sineas dan dewan juri.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 10 Sep 2020, 18:57 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 10:20 WIB
Viddsee Juree Awards Indonesia 2020
Viddsee Juree Awards Indonesia 2020 didukung oleh beragam aktivitas seperti podcast, pemutaran film, serta wawancara dengan sineas dan dewan juri. (Viddsee)

Liputan6.com, Jakarta - Viddsee Juree Awards Indonesia 2020, festival film pendek tahunan yang diselenggarakan untuk mendukung komunitas pembuat film di Asia, menunjuk 10 film pendek Indonesia sebagai finalis.

Film-film pendek Indonesia yang masuk nominasi Viddsee Juree Awards Indonesia 2020 ini merupakan hasil karya para sineas berbakat dari berbagai penjuru Tanah Air yang telah mendapatkan sejumlah penghargaan.

Genre dan topik pada sepuluh film yang menjadi nominasi Viddsee Juree Awards Indonesia 2020 ini pun cukup beragam serta memiliki unsur yang menghibur dan inspirasitif. Misalnya drama yang berfokus pada isu politik, korupsi, hubungan keluarga, serta komedi dan satir.

Deretan Sineas

Parade Film Pendek Viddsee
Parade Film Pendek, kolaborasi Viddsee dan Vidio untuk dukung pertumbuhan industri layar lebar Tanah Air.

Untuk para sineas berprestasi, sebut saja Rofie Fauzie dan Luhki Herwanayogi yang pernah dinominasikan di Festival Film Indonesia.

Lalu ada Razny Mahardhika dan Iqbal Arieffurahman, dua pembuat film muda yang telah meraih berbagai penghargaan di banyak festival.

Kemudian Najam Yardo dan Sidharta Tata yang merupakan pembuat film asal Jogjakarta, serta Mohammad Ifhdal dari Palu.

Film-Film yang Masuk Nominasi

Film-film Pendek Indonesia Raih Penghargaan Internasional
3 Film Pendek Indonesia raih penghargaan di Viddsee Juree Awards bertepatan dengan Bulan Film Nasional

Untuk judul film terpilih, pertama ada Asa yang disutradarai oleh Loeloe Hendra. Film ini berkisah mengenai seorang gadis remaja yang tengah menghadapi situasi kehamilan tak diinginkan.

Kemudian terdapat juga Journey to Iftar karya Razny Mahardika, sebuah kisah ringan yang memotret hubungan ayah dan anak lelakinya.

Lalu ada Rendang of Death karya Muhammad Andri Abdi dari Percolate Galactic, sebuah animasi yang menangkap riuhnya pertengkaran di media sosial dengan gaya yang satir dan komikal di sebuah Rumah Makan Padang.

Film Dokumenter

Terdapat juga dua film dokumenter dalam daftar finalis ini. Pertama adalah Paguruan 4.0 karya Lyanta Laras Putri dan Abdi Firdaus, sebuah dokumenter yang mengkritisi sistem pendidikan Indonesia dan sudah memenangkan Program Dokumenter Eagle Awards 2019.

Film dokumenter kedua adalah 50:50 karya Rozie Fauzie yang menyorot komunitas transpuan Indonesia melalui kisah persona dari sudut pandang transpuan lanjut usia di rumah singgah.

Mewakili Kreativitas

“Seluruh film yang masuk pada tahun ini merepresentasikan kreativitas dan keberanian para pembuat film Indonesia, yang memegang peranan penting dalam menceritakan kisah lokal yang merefleksikan masyarakat Indonesia dan isu-isu yang harus didiskusikan,” ujar Arie Kartikasari selaku Content Community Manager Viddsee Indonesia melalui keterangan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com.

“Film-film ini dibuat oleh para pembuat film yang sangat bersemangat dengan cerita mereka dan bertekad untuk menceritakannya, sehingga dapat meninggalkan impresi mendalam bagi penonton,” lanjutnya.

 

Pengumuman Pemenang

Pemenang akan diumumkan pada 8 Oktober 2020 dalam acara penganugerahan yang dapat ditonton secara online di Viddsee. Menjelang pengumuman, publik dapat berpartisipasi melalui screening film-film yang telah dikurasi serta Relay Game bersama para finalis.

Bersamaan dengan Juree, Viddsee juga akan merilis podcast berbahasa Indonesia bertema DIFINISEE yang menghadirkan perbincangan seru dengan para sineas mengenai industri pembuat film lokal.

Gold dan Silver

Pada ajang ini, dua sineas akan meraih gelar Gold dan Silver yang dipilih oleh panel juri internasional. Dalam tim juri ada Arni Rae Cacanindin, produser film Filipina yang karya pendeknya Employee of the Month ditayangkan di Cannes Critics’ Week.

Lalu ada Paolo Bertolin, programmer festival, penulis film serta produser yang telah bekerja di berbagai institusi dan festival internasional seperti IFFRotterdam, Doha Film Institute Mumbai, Beijing, serta Torino Film Festival.

Terakhir adalah Yosep Anggi Noen, sutradara film Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya yang dinominasikan untuk meraih Golden Leopard di Festival Film Internasional Locarno.

Audience Choice Award

Terdapat pula Audience Choice Award yang dapat diikuti oleh seluruh film baik finalis maupun film-film terpilih. Di sini, penonton akan memilih film favorit mereka di Viddsee.com.

Periode pemilihan diselenggarakan sampai 14 September. Pemenang Audience Choice Award akan membawa pulang Apple TV dan sertifikat Audience Choice.

Inisiatif tahunan Juree Awards pertama kali diadakan di Indonesia pada 2016, kemudian di Filipina pada 2017, dan Singapura setahun setelahnya.

Tentang Viddsee Juree Awards

Viddsee Juree Awards (‘Juree’) merupakan penghargaan industri yang merayakan film-film pendek terbaik dari Singapura, Indonesia dan Filipina.

Setiap tahun, talenta dan para pencerita cemerlang dari setiap negara mendaftarkan film mereka ke panel juri internasional yang akan memilih langsung pemenangnya. Viddsee mengamplifikasi entri dari out-of-competition dan finalis kepada komunitas penonton.

Juree adalah bagian dari komitmen Viddsee untuk mengembangkan jaringan para pencerita untuk mendukung komunitas film lokal serta menginspirasi generasi baru para pencerita di seluruh Asia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya