Liputan6.com, Jakarta Marshanda pulang ke Indonesia setelah menjalani sejumlah terapi di Amerika Serikat untuk memulihkan kesehatan mentalnya yang didera bipolar selama beberapa tahun terakhir.
Dua terapi yang diikutinya yakni light and sound therapy dan Ketamin. Setelah melewati dua terapi ini, mantan istri Ben Kasyafani kini merasa lebih baik dan bahagia.
Advertisement
Baca Juga
Dua terapi di AS bukan akhir dari perjalanan memulihkan kesehatan mental. Ini proses panjang, seperti kali pertama ia divonis bipolar dan butuh waktu bertahun-tahun melakukan penerimaan diri.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Empat Tahun Lamanya
“Aku dulu waktu awal dikasih tahu enggak terima sih Bun, karena susah ya kayak menerima (kenyataan) saya punya penyakit mental,” katanya dalam video interviu di kanal YouTube Maia Al El Dul, 25 Oktober 2021.
“Aku denial-nya lama banget empat tahunan sampai aku terbuka hatinya untuk tahu apa sih bipolar, cari tahu. Belajar sedikit-sedikit, oh pantasan aku begini-begini,” bintang sinetron Orang Ketiga menyambung.
Advertisement
Jadi Lebih Rendah Hati
Marshanda percaya selalu ada hikmah di balik musibah, termasuk penyakit bipolar yang mengguncang kejiwaannya. Setelah melakukan penerimaan diri, sebuah hikmah ditarik.
“Lama-lama bikin aku jadi rendah hati lo sebenarnya karena dulu aku kadang-kadang merasa seperti superwoman kayak apa ya, aku sekolah aku syuting, aku bahagia dengan hidup aku,” ujar Marshanda.
Lo Cuma Manusia Biasa
Pelantun “Pasangan Yang Tepat” mengenang, dulu ia selalu ceria dan merasa hidupnya baik-baik saja. Ia menjalani rutinitas syuting dan sekolah layaknya mesin diberi nyawa.
“Tapi dengan adanya bipolar, aku merasa Allah mengajariku: Enggak, lo cuma manusia biasa. Jadi jangan sampai kamu merasa bisa melakukan segalanya,” beri tahunya.
Advertisement
Sebuah Pengingat
Bipolar bagi Marshanda sebuah pengingat bahwa tak ada manusia yang terlahir sempurna di dunia. Namun ketidaksempurnaan itulah yang membuat manusia tampak sempurna.
“Kamu juga punya kelemahan tapi bukan berarti ini menjadikanmu cacat atau buruk. Kamu hanya tak sempurna dan itu enggak apa-apa,” artis kelahiran Jakarta, 10 Agustus 1989 mengakhiri.