Liputan6.com, Jakarta - Penyanyi Widi Asmoro kembali eksis sebagai solis setelah lebih dari 10 tahun tidak terdengar kabarnya di kancah musik Indonesia. Karya terbarunya kali ini adalah lagu "Runner’s Dilemma" yang berisi tentang keresahannya.
Lagu "Runner’s Dilemma" memiliki warna musik pop dengan sentuhan gaya klasik new-age. Sehingga, tema lagu yang berisi tentang cerita Widi dalam menghadapi isu kesehatan mental pun jadi lebih terasa.
Advertisement
Baca Juga
Melalui lagu ini, Widi seolah menuangkan lelahnya dengan rutinitas ‘9 to 5’ serta kehidupan yang monoton. Hal itu membuatnya terjebak di antara pilihan untuk terus melangkah atau lari dan menyerah.
Dekat dengan Kondisi Sendiri
"Ini adalah isu yang terdekat dengan saya. Tidak banyak orang yang siap menerima kalau punya masalah kesehatan mental. Saya termasuk salah satunya. Rasanya waktu bergerak sangat cepat, belum beres kerjaan pagi, tiba-tiba sudah siang dan tanpa terasa sudah sore. Perasaan baru kemarin hari senin, sekarang sudah hari Minggu dan bersiap menjelang Senin lagi," ujarnya kepada wartawan, baru-baru ini.
"Dan dengan adanya pandemi ini, rasanya kerja seperti tanpa henti. Tantangan pekerjaan pun silih berganti seakan tak ada habisnya. Pembatasan ruang gerak akibat ‘lockdown’ membuat hubungan sosial juga terganggu. Tidak ada lagi saat untuk keluar bersama teman-teman untuk berbagi cerita karena adanya keterbatasan sosial. Percakapan virtual tidak memuaskan dan membuat saya kehilangan pegangan," sambungnya.
Advertisement
Isu Kesehatan Mental
"Kesehatan Mental adalah sesuatu yang baru buat saya. Tak pernah dibayangkan saya punya masalah ini sampai ketika fisik saya mengalami masalah mobilitas tanpa jelas sebabnya. Pengobatan medis sudah dilakukan tetapi tidak kunjung sembuh. Lalu saya putuskan untuk membuka diri pada konselor psikolog di Singapura. Alhamdulillah, sesi-sesi konsultasi ini membuat kondisi kesehatan saya berangsur pulih. Saya akhirnya tahu bahwa saya punya masalah mental dan saya belajar untuk menerima keadaan," Widi menerangkan.
"Dalam proses berdamai dengan diri sendiri ini, saya menulis lagu Runner’s Dilemma. Kata-kata di lagu ini adalah mantra personal dan dibuat seperti berkomunikasi dengan diri sendiri. Saya putuskan juga untuk merilisnya dan berbagi cerita ini agar teman-teman yang lain juga yang mungkin punya isu serupa bisa lebih perhatian untuk menjaga kesehatan mental layaknya kesehatan fisik jasmani," ia menerangkan.
Di Balik Layar
Widi lantas mempercayakan Fifan Christa (Atlesta) dan timnya di kota Malang untuk sektor produksi musik dan orkestrasi. Sesi vokal dikerjakan di Singapura bersama Ong Jean Wei sebagai pengarah suara dan David ‘DSML’ Siow untuk penata rekam. Hingga akhirnya menjalani tahap mixing-mastering di SCIFI Studio, Malaysia.
Lagu ini juga melibatkan Yudhi Arfani, gitaris Widi Asmoro dalam kwintet indie pop-nya, Everybody Loves Irene. Menjadikannya sebagai lagu yang dikerjakan di tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Untuk visual sampul single, menggambarkan sebuah jalan yang tidak jelas ujungnya. Seperti pelari yang harus bersiap menghadapi perlombaan ke garis finish. Begitu juga kehidupan yang seakan terus berlari tanpa berhenti.
Advertisement
Widasroom
Menggunakan moniker Widasroom, Widi Asmoro yang lama vakum dari musik Indonesia semenjak kepindahannya ke Singapura, telah merilis tiga solo single. "Runner’s Dilemma" adalah single terbarunya yang dirilis lewat jalur independen.
Masih membawa warna indie pop yang biasa ditampilkan Everybody Loves Irene, proyek solo Widasroom ini mengangkat tema yang lebih dewasa. Jika bersama Everybody Loves Irene lagu-lagunya bertema romantika masa remaja, kini Widi mengangkat tema mengasuh anak dan problematika pekerja kantoran.
Widasroom adalah sesi curhat Widi Asmoro lewat musik. Luapan hati seorang ayah sekaligus pekerja kantoran yang masih menyimpan cintanya dalam bermusik. Widi ingin tetap dikenal di industri musik dengan merilis lagu. Saat ini Runner’s Dilemma sudah dirilis melalui platform digital music streaming.