Liputan6.com, Jakarta Band rock Powerslaves akhirnya resmi melepas versi baru lagu "Semarang" dalam format digital pada 10 Mei 2022. Lagu berjudul "Semarang (Remastered)" ini hadir pada momen perayaan ulang tahun Semarang, kota kelahiran Powerslaves.
Adapun untuk versi asli lagu tersebut dapat ditemukan dalam album keempat Powerslaves berlabel self-titled yang dirilis pada 2001. "Semarang" adalah lagu tentang rasa rindu, kenangan, harapan, kehangatan dan cinta.
Powerslaves merangkum dan mengemas segala rasa tersebut ke dalam lirik-lirik di lagu Semarang.
Advertisement
"Ada banyak yang kami lalui di kota asal kelahiran kami. Kenangan indah maupun kenangan pahit. Seperti apapun Semarang, ke manapun kami pergi, nama Semarang akan selalu kami bawa. Mau suka atau tidak suka, Semarang tetaplah ibu bagi kami," kata Heydi Ibrahim melalui keterangan resmi yang diterima Liputan6.com pada Rabu (11/5/2022).
Baca Juga
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perbedaan
"Semarang (Remastered)" direkam ulang oleh formasi terkini Powerslaves. Selain Heydi Ibrahim pada vokal, tentunya juga ada Anwar Fatahillah (bass), Wiwiex Soedarno (kibor) dan Agung Yudha (drum). Pada versi aslinya, tidak ada nama dua musisi yang disebutkan terakhir.
Lantas, apa perbedaan dari kedua versi lagu Semarang tersbut? Dari sisi kibor, Wiwiex Soedarno tidak menghilangkan substansi notasi dalam versi aslinya yang sudah terdengar familier. Dia benar-benar menghidangkan sound yang cocok untuk karakter lagu ini. Dengan sentuhan orkestra yang kuat dan lebar, "Semarang (Remastered)" jadi lebih megah.
"Di sini saya lebih ke memperjelas, membuat lebih megah dan tentunya harus memikirkan dua faktor, yaitu vintage dan modern. Vintage, karena bagaimanapun lagu ini sangat melekat dalam diri remaja generasi '90-an. Modern, karena ada beberapa pendekatan sound agar generasi sekarang merasa bahwa lagu ini tidak jadul," beber Wiwiex Soedarno.
Advertisement
Orkestrasi
Ditegaskan pula oleh Anwar Fatahillah, perbedaan aransemen hampir bisa dibilang tidak ada. Hanya sisi sound seluruh instrumen, termasuk mixing dan mastering, yang disentuh ulang.
"Cuma ada tambahan unsur orkestrasi. Kami sengaja membangun memori dengan lagu ini tanpa harus banyak menambah isian instrumen yang kadang malah mengurangi nilai dari aransemen sebelumnya," timpal Anwar Fatahillah.
Harapan
Lagu "Semarang" ibarat mesin waktu yang membawa pendengarnya terbang ke masa lalu. Apalagi, perilisan "Semarang (Remastered)" bertepatan dengan momen Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah di mana kali ini masyarakat bisa kembali mudik setelah pada dua edisi Lebaran sebelumnya mereka harus menahan diri untuk tidak pulang kampung akibat pandemi COVID-19.
"Momennya pas buat suasana pulang kampung karena Semarang tempat kelahiran Powerslaves dan di kota ini banyak kenangan terukir," ungkap Anwar Fatahillah.
"Semoga lagu ini bisa jadi lagu kebangsaan kota Semarang. Seperti layaknya lagu "Gambang Semarang" dan "Semarang Kaline Banjir" (Jangkrik Genggong), tapi dari sisi rock," harap Heydi Ibrahim.
Advertisement