Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengharapkan, mahasiswa Papua tetap melanjutkan studinya di Jawa Timur. Pihaknya juga akan terjaga keamanannya.
"Saya berharap bahwa mereka tetap bisa melanjutkan studinya dengan baik," tutur Khofifah, Senin (19/8/2019).
Khofifah Indar Parawansa meminta maaf atas insiden mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang hingga berbuntut panjang dengan ada aksi Jayapura dan Manokwari.
Advertisement
Khofifah juga menyampaikan, ada informasi yang terkonfirmasi dari sejumlah elemen masyarakat, yang kemudian menimbulkan sensitifitas adalah ada kalimat - kalimat yang kurang sepantasnya itu terucap.
Baca Juga
"Saya ingin menyampaikan bahwa itu sifatnya personal, itu tidak mewakili suara masyarakat Jawa Timur," kata Khofifah.
"Oleh karena itu saya ingin menyampaikan permohonan maaf atas nama masyarakat Jawa Timur. Sekali lagi itu tidak mewakili masyarakat Jawa Timur," Khofifah Indar Parawansa menambahkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Polda Jatim Bantah Ada Kata Rasis
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera membantah adanya isu rasis dengan ucapan kata hewan terhadap mahasiswa Papua.
"Kami jelaskan tidak ada anggota kepolisian yang menyampaikan hal tersebut (rasis). Kalaupun ada OKP (organisasi kepemudaan) kami akan lakukan penyelidikan," ujar Barung.
Barung juga menegaskan, tidak ada penindasan dengan kata-kata rasis kepada mahasiswa Papua seperti isu yang beredar.
Mengenai aksi memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya yang digelar di beberapa kota di Papua dan Papua Barat, polisi berharap masyarakat melihat secara objektif terkait dugaan tindakan rasisme tersebut.
"Kepada masyarakat agar melihat secara objektif apa yang terjadi agar tidak terpancing sosial media, terpancing isu-isu yang tidak benar," kata Barung.
Barung juga mengatakan, hingga saat ini polisi tidak melakukan penahanan terhadap mahasiswa Papua, tapi hanya mengamankan puluhan mahasiswa Papua yang ada di Surabaya agar tidak terjadi bentrok dengan organisasi masyarakat.
Pengamanan pun tidak berlangsung lama, karena pada malam harinya para mahasiswa telah dipulangkan.
"Kami tegaskan tidak ada penahanan, tidak ada penangkapan, yang ada kami mengamankan 43 mahasiswa tersebut dikarenakan situasi dimana ada masyarakat dan beberapa OKP, ormas akan masuk. Kalau tidak diamankan, akibatnya justru terjadi bentrok masyarakat dengan mahasiswa," tutur Barung.
Advertisement