Liputan6.com, Jakarta - Ambruknya atap kelas di sekolah dasar negeri (SDN) Gentong, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur bakal menjadi cerita yang akan selalu diingat bagi Junaidi, yang sehari-hari bekerja sebagai satpam di sekolah tersebut.
Pada Selasa pagi, 5 November 2019, atap di empat kelas di SDN Gentong ambruk. Atap yang ambruk itu merupakan kelas II A, II B, V B, dan V A.Sebelum kejadian tersebut, Junaidi biasa bertugas menjaga di sekolah. Sejak pukul 06.00 WIB, ia berjaga di SDN Gentong, Pasuruan. Ketika itu, ia berjaga di pos yang letaknya berseberangan dengan ruangan kelas V B SDN Gentong Pasuruan.
Saat berjaga, ia seperti mendengar suara mesin molen karena sedang ada renovasi pagar di sekolah. Namun, Junaidi merasa heran karena suaranya begitu keras. Kemudian tiba-tiba guru yang ada di kelas V B keluar menghampiri dirinya.
Advertisement
"Kejadian (red)sekitar pukul 8 lebih. Saya mendengar suara gemuruh seperti suara diesel, suara molen. Saya kira suara molen, tumben keras. Tiba-tiba saat suara itu, guru yang ada di kelas V B keluar, dan atap langsung jatuh, mulai dari kelas V dan II, guru-guru keluar ke saya, dan siswa kecil yang kelas II keluar langsung ke saya,” ujar Junaidi saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (6/11/2019).
Baca Juga
Junaidi menambahkan, saat itu suasana berantakan, atap ada yang menimpa murid. Kejadian tersebut menarik perhatian warga sekitar SDN Gentong. Oleh karena itu, menurut Junaidi saat evakuasi dirinya juga dibantu oleh warga sekitar untuk evakuasi murid. Dirinya membantu mengevakuasi dua murid yang saat itu terjepit reruntuhan.
"Banyak korban dari kelas II B. Sekitar 8 orang kelas II itu A dan B, kalau kelas V ada tiga orang,” ujar Junaidi.
Ia menuturkan, saat itu sejumlah siswa kelas V ada yang olahraga di luar meski pun ada siswa yang ternyata di dalam kelas. Kemudian, para siswa itu, menurut Junaidi di bawah ke rumah sakit dan puskesmas.
Robohnya atap di empat kelas di SDN Gentong menewaskan dua orang masing-masing satu guru dan murid. Sedangkan 11 siswa mengalami luka-luka. Satu murid yang meninggal yaitu Irza Almira (8) dan guru Selvina Arsy Wijaya (19).
"Berdasarkan laporan yang diterima dari Polres Pasuruan Kota, identitas korban meninggal dunia berinisial IA, usia 8 tahun warga Gentong, Kota Pasuruan dan seorang guru, Silvina Asri, usia 19 tahun," tutur Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, pada Selasa, 5 November 2019.
Ia mengatakan, saat ini Polresta Pasuruan mengevakuasi bangunan yang ambruk. Diketahui, atap bangunan yang ambruk menimpa belasan siswa yang sedang kegiatan belajar mengajar.
"Sekolah itu letaknya di Kota Pasuruan Kota SD Gentong, Kecamatan Gadingrejo. Peristiwanya tadi sekitar pukul 08.30 WIB," kata Barung.
Bagian gedung yang ambruk di SDN Gentong Pasuruan berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yaitu atap di kelas 2 A dan B dan kelas 5 A dan B. Di kelas V B dan II A tidak ada korban.
"Hasil identifikasi sementara masih berlangsung antara 13 menjadi korban, 11 luka-luka, dua yang meninggal dunia," kata Barung.
"Nah ini meninggal dikarenakan terkena bangunan itu jelas karena ambruk dari atas," Barung menambahkan.
Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jawa Timur) menerjunkan tim laboratorium forensik untuk menyelidiki penyebab ambruknya SDN Gentong. Polisi menduga atap kelas yang ambruk karena konstruksi tidak sesuai prosedur.
Barung menuturkan, hasil labfor sudah keluar. Namun, pihaknya belum bisa menyampaikan untuk kepentingan penyidikan. Dari labfor tersebut yang menjadi poin antara lain konstruksi, material bangunan dan peristiwa yang terjadi saat itu ketika atap roboh.
"Misalnya material yang seharusnya A tetapi material yang terjadi B. Kemudian struktur bangunan yang seharusnya kokoh tidak, lapuk sekali. Artinya bahwa dalam kondisi itu harusya pemasangan kokoh. Ini sudah kita dapatkan, semua didapatkan hasil labfor," kata dia.
Saat ini kepolisian menunggu rancangan anggaran biaya gedung sekolah yang direnovasi. Sebelumnya renovasi bangunan sekolah itu dikerjakan pada 2017.
"Tinggal dapatkan rancangan anggaran biaya (RAB) (gedung yang direnovasi itu-red) dari dinas PU atau pendidikan baru kita lanjut sidik,” ujar dia.
Ia menambahkan, saat ini sudah ada 12 saksi dari guru, orangtua dan siswa sendiri.”Guru-guru sudah kami periksa. Kemudian orangtua yang menyaksikan sudah. Pelaksana belum,” kata Barung.
Barung menuturkan, saat ini yang menjadi perhatian yaitu pemeriksaan kepada perencana dan pelaksana. Dalam hal ini pelaksana pembangunan. "Pelaksana pembangunan menyangkut tentang siapa saja yang mengerjakan itu, siapa yang melakukan pemborongan, dan pelaksana, siapa yang mengawasinya," kata dia.
Sedangkan perencanaan, menurut Barung, hal itu apakah dilakukan di Dinas Kependidikan dan Pekerjaan Umum. "Ini akan dilakukan kroscek oleh Polres Pasuruan Kota," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Enam Siswa Dirawat Intensif
Dari 11 murid yang alami luka-luka, enam siswa SDN Gentong, Pasuruan masih dirawat intensif. Biaya pengobatan para korban tersbeut pun akan digratiskan dan ditanggung oleh pemerintah provinsi Jawa Timur.
"Yang dirawat enam anak. Saat ini kondisinya sudah mulai membaik dan sudah ditangani oleh dokter spesialis,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD dr R.Soedarsono Kota Pasuruan, dr Tina Soelistiani, mengutip Antara.
Dengan kejadian tersebut siswa SDN Gentong diliburkan selama sepekan sambil menunggu perkembangan.
"Infonya diliburkan selama sepekan,” ujar salah satu orangtua siswa SDN Gentong, Iwan, dilansir Antara.
Relawan Taruna Siaga Bencana Pasuruan, Muhammad Ghazali menuturkan, pihaknya akan menjaga di sekolah tersebut selama sekolah libur.
"Kami mendapatkan laporan kalau sekolah ini akan diliburkan sampaikan dengan pekan depan,” ujar dia.
Sekretaris Daerah Kota Pasuruan, H.Bahrul Ulum pun menuturkan, Pemkot Pasuruan ikut prihatin dan berbela sungkawa mendalam atas musibah tersebut yang menelan korban jiwa dan membuat belasan siswa-siswi luka-luka.
Advertisement
Langkah Pemkot dan Imbauan DPRD Pasuruan
Pemkot Pasuruan pun menyiapkan sejumlah langkah untuk kegiatan belajar mengajar di sejumlah kelas di SDN Gentong, Pasuruan. Langkah tersebut antara lain kegiatan belajar akan digeser ke sekolah terdekat. Bila tidak ada sekolah terdekat, proses belajar mengajar dilaksanakan di ruang yang aman di UPT SDN Gentong Pasuruan sehingga perlu dicek kelasnya.
Bila tidak, proses belajar mengajar dengan sistem shift sehingga ada yang masuk pagi dan siang. Jika semua itu tidak cukup, alternatif lain yaitu mendirikan tenda karena darurat dan proporsional.
Pemkot Pasuruan pun akan membangun kelas di SDN Gentong. Diharapkan pada 2020 akan direalisasikan dan masuk kegiatan prioritas karena pembahasan APBD 2020 belum final.
DPRD Kota Pasuruan, Jawa Timur juga telah mendesak pemerintah setempat untuk mempercepat perbaikan gedung SDN Gentong.
Ketua DPRD Kota Pasuruan, Ismail Marzuki mengatakan, jika Pemerintah Kota Pasuruan memiliki dana taktis yang mungkin bisa digunakan untuk memperbaiki SDN Gentong, Pasuruan.
"Besok kami akan memanggil sekretaris daerah (Sekda) Kota Pasuruan dan juga organisasi perangat daerah yang lain, termasuk inspektorat untuk membahas langkah apa yang harus dilakukan untuk perbaikan sekolah tersebut," ujar dia.
Disinggung terkait kapan, kapan pembangunan perbaikan sekolah itu dilakukan dirinya menuturkan, hingga kini masih simpang siur.
"Ada yang mengatakan renovasi dilakukan 2017, 2016 bahkan ada yang bilang 2012. Oleh karena itu besok mengumpulkan Sekda dan OPD untuk mengetahui hal itu, termasuk langkah yang harus dilakukan," kata dia.
Gubernur Khofifah Imbau Pengelola Sekolah di Jawa Timur Cek Kondisi Sekolah
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta kepada pihak sekolah untuk mengecek kondisi bangunan gedung sekolah di Jawa Timur. Hal ini seiring robohnya atap kelas di sekolah dasar negeri (SDN) di Pasuruan. Selain itu, imbauan untuk mengantisipasi musim hujan.
"Sampaikan kepada pengelola sekolah se-Jawa Timur, apakah PAUD, SMU, MA, saat musim hujan minta tolong langkah-langkah antisipasi cek sekolah yang dikelola. Titik-titik mana yang diberikan penguatan, harus diberikan penguatan menghindari hal serupa di titik-titik lain, preventif bersama,” ujar Khofifah saat wawancara dengan salah satu tv swasta, Selasa, 5 November 2019.
Khofifah juga mengingatkan pengawasan gedung sekolah sebaiknya dilakukan bersama-sama. Hal itu mulai dari guru kelas, kepala sekolah. Selain itu juga dari pemerintah daerah dan kepala dinas pendidikan. Apalagi memasuki musim hujan juga disertai angin puting beliung.
"Pengawas sekolah bagaimana mengawasi proses belajar mengajar kurikulum dengan baik. Pengawas sekolah bagaimana melihat keamana dari gedung-gedung. Paling bawah guru kelas, kepala sekolah lakukan pengecekan kembali melihat misalnya penguatan pada pilar-pilar tertentu menjelang musim hujan," ujar dia.
Terkait ambruknya atap kelas di SDN Gentong di Pasuruan, Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengingatkan kepada kepala sekolah untuk mengidentifikasi para siswa agar memberikan trauma healing dan konseling terutama siswa kelas dua dan lima di SDN Gentong, Pasuruan. "Atap ambruk alami trauma (siswa SD-red) harus identifikasi,” ujar Khofifah.
Advertisement