KRI Bima Suci Tuntaskan Misi Pelayaran Diplomasi Maritim

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci menuntaskan misi pelayaran diplomasi maritim duta bangsa tahun 2019 setelah mengarungi sembilan negara di Benua Asia dan Australia.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2019, 20:30 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2019, 20:30 WIB
Lebih Dekat Dengan KRI Bima Suci
KRI Bima Suci saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (16/11). Kapal ini memiliki panjang 111,20 m, lebar 13,65 m, kedalaman draft 5,95 m, dan tinggi maksimal tiang layar 49 m dari permukaan dek atas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci atau KRI Bima Suci menuntaskan misi pelayaran diplomasi maritim duta bangsa tahun 2019 setelah mengarungi sembilan negara di Benua Asia dan Australia.

"Alhamdulillah, KRI Bima Suci telah menyelesaikan misi pelayaran duta bangsa di negara-negara Benua Asia dan Australia tepat waktu seperti yang direncanakan, yaitu 99 hari," ujar Panglima Komando Armada (Koamarda) II Laksamana Muda (Laksda) TNI Heru Kusmanto saat menyambut kedatangan KRI Bima Suci di Dermaga Ujung Koarmada II Surabaya, Selasa, 12 November 2019, demikian mengutip Antara.

Pelayaran ini menempuh rute sejauh 12.701 mil laut, terhitung sejak 5 Agustus 2019, dengan menempuh rute Surabaya, Manila (Filipina), Osaka (Jepang), Busan (Korsel), Shanghai (China), Brunei Darussalam, Lumut (Malaysia), Phuket (Thailand), Rangon (Myanmar), Padang, Tanjung Benoa - Bali, Darwin (Australia), hingga akhirnya hari ini kembali ke Surabaya, Jawa Timur.

Dalam misi tersebut KRI Bima Suci membawa 103 taruna dan taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke- 66 yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kartika Jala Krida.

"Melalui pelayaran ini mereka telah memperkenalkan bangsa Indonesia kepada dunia internasional. Mereka mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia. Selain itu, di tiap negara yang disinggahi, Satgas Kartika Jala Krida juga membangun rasa persaudaraan dan hubungan baik di bidang maritim dan keangkatanlautan," ujar Laksda Heru.

Gubernur AAL Laksda Edi Sucipto menuturkan, keikutsertaan taruna dan taruni AAL Angkatan ke- 66 dalam pelayaran ini adalah untuk mempraktikkan seluruh pelajaran profesi dasar matra laut pada keadaan yang sebenarnya.

"Mereka adalah calon prajurit. Kartika Jala Krida bertujuan untuk membentuk mental kejuangan dan karakter prajurit matra laut," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dapat Memberikan Wawasan

KRI Bima Suci Tiba di Jakarta
KRI Bima Suci bersiap bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (16/11). Kapal bernomor lambung 945 tersebut menyinggahi 9 kota di 5 negara dengan jarak tempuh 11.170 NM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laksda Edi berharap pengalaman yang diperoleh para taruna selama pelayaran bersama KRI Bima Suci dapat memberikan wawasan pergaulan internasional di tiap negara yang disinggahi.

"Mereka menjalankan peran diplomasi TNI, TNI AL dan AAL menuju World Class Navy dan World Class Naval Academy," ujar dia.

Salah seorang taruni Fitria Dwi Ratnasari mengaku mendapat pengalaman berharga selama 99 hari mengikuti pelayaran maritim duta bangsa bersama KRI Bima Suci.

Selain dapat mempraktikkan seluruh mata pelajaran profesi dasar matra laut yang didapat di AAL, ada satu pengalaman yang dirasa tidak bakal terlupakan bagi gadis berusia 20 tahun asal Banjarnegara, Jawa Tengah, ini.

"Kami menjumpai badai typhoon di China. Kami harus menunggu sampai badai tersebut reda. Pelayaran kami pun terlambat sehari dari waktu yang dijadwalkan untuk sampai di pelabuhan tujuan, Shanghai China," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya