Liputan6.com, Banyuwangi - Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi Suminto angkat bicara soal viral pelajar SMA merusak sesajen di Situs Kawitan Alas Purwo Banyuwangi.
Meski secara kelembagaan pihaknya telah memaafkan perbuatan pelaku, namun dia minta pihak berwajib juga bergerak menangani persoalan ini.
"Kami memaafkan, jadi secara kelembagaan kami merasa bahwa permintaan maaf pelaku tentu saja kami maafkan,"ujar Suminto, Kamis (24/3/2022).
Advertisement
namun, Suminto menegaskan, perbuatan nekat pelaku ini merupakan cerminan bibit radikalisme. Oleh sebab itu, negara harus hadir untuk menuntaskan persoalan ini.
"Mestinya negara ini ada peran, jadi aparat keamanan itu harus mengambil peran terhadap orang-orang seperti ini. Minimal dipantau, dibina, wajib laporkan atau apa, sehingga orang-orang seperti ini kan tanpa sadar tindakannya ini sudah merupakan wujud dari paham radikalisme," ungkapnya.
Dia menyebut, jika ada pembiaran pasca insiden ini, negara akan terancam dan dihantui paham radikalisme yang mengakar pada generasi-generasi selanjutnya.
"Ini kalau tidak dikendalikan atau tidak ada upaya deradikalisasi berbahaya," cetus Suminto.
Terkait ada pihak yang mencoba untuk membawa peristiwa ini di ranah hukum, secara kelembagaan, PHDI Banyuwangi tidak mempermasalahkan, namun hal ini secara penuh di luar kendali PHDI.
"Soal nanti apakah ada pegiat budaya atau yang lain itu melakukan tuntutan atau apa, itu di luar kemampuan kami untuk mengendalikan, artinya itu diluar tanggung jawab Parisada secara kelembagaan,"tambahnya.
Pelaku Minta Maaf
Sebelumnya, aksi seorang pelajar memporak-porandakan sesajen di Situs Kawitan, kawasan Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi viral di media sosial, Rabu (23/3/2022).
Perbuatan nekat ini menyebar setelah pelaku berinisial SU (17) memposting videonya di media sosial (WhatsApp) pada Selasa (22/3/2022) kemarin. Sontak video tersebut langsung menyita perhatian masyarakat.
Dalam video tersebut, pelaku yang masih duduk di salah satu Sekolah Menengah Atas di Banyuwangi memperagakan aksi merusak sesaji di Situs Kawitan Alas Purwo dengan menggunakan pakaian adat jawa, terekam pula sesaji rusak terhamburkan di tanah.
Tak berselang lama, kemudian SU meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa dirugikan akibat perbuatannya dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi.
Advertisement