Liputan6.com, Malang - BMKG mencatat terjadi gempa bumi dangkal berkekuatan 2.4 magnitudo dengan titik pusat di Kota Malang pada Kamis sore. Karena relatif kecil, getaran gempa di Malang tersebut tak dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Data resmi yang diumumkan BMKG, titik pusat gempa di Malang berkekuatan 2.4 magnitudo itu ada di lokasi 7.92 Lintang Selatan, 112.85 Bujur Timur. Sekitar 25 kilometer timur laut Kota Malang di kedalaman 10 kilometer. Gempa darat itu tak dirasakan oleh masyarakat.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang, Mamuri, mengatakan penyebab gempa tersebut karena aktivitas pergeseran sesar lokal. Masyarakat tak perlu panik karena kekuatannya sangat kecil sehingga tak dirasakan.
Advertisement
"Magnitudonya sangat kecil, hanya terekam oleh alat BMKG saja. Karena itu guncangannya tak terasa," kata Mamuri dikonfirmasi di Malang, Kamis, 18 Agustus 2022.
Mamuri menjelaskan, sesar lokal terdapat di wilayah Malang Raya (Blitar, Kota Malang sampai Kota Batu). Meski begitu, gempa darat di Kota Malang yang dipicu aktivitas sesar lokal dengan titik pusat gempa di daratan jarang terekam seismograf BMKG.
"Selama ini (gempa di daratan) beberapa kali terjadi, tapi kekuatannya kecil. Lebih sering terjadi di dasar laut," ujar Mamuri.
Kajian Sesar Lokal
Gempa bumi tektonik dibedakan oleh dua sumber. Pertama, jalur penujaman subduksi yang berada sekitar 200 kilometer di selatan pulau Jawa (untuk wilayah Jawa). Titik pusat gempa bumi ini biasanya terjadi di laut.
Kedua, sumber gempa dari patahan lokal yang bisa terjadi di laut dan di darat. Gempa di darat akibat pergerakan patahan lokal ini sangat berbahaya bila kekuatanya sangat besar. Beruntung selama beberapa tahun terakhir ini kekuatannya relatif kecil.
Mamuri, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, mengatakan ada beberapa sesar aktif yang bisa memicu gempa daratan di wilayah Jawa Timur. Sebagian besar berada di wilayah utara seperti sesar Blumbang, Waru, Wonorejo dan lainnya.
"Untuk pemetaan detil sesar lokal juga masih memerlukan kajian lebih lanjut," ujar Mamuri.
Sejauh ini, lanjut dia, catatan gempa daratan dipicu aktivitas sesar lokal lebih kecil. Baik itu kejadiannya maupun jumlah terjadinya. Masih dominan gempa di selatan Jawa akibat pergeseran lempeng bumi.
"Prinsipnya, masyarakat tak perlu gampang panik. Tapi harus selalu siaga akan potensi kebencanaan kita," kata Mamuri.
Â
Advertisement