Liputan6.com, Surabaya - Sabrang Mowo Damar Panuluh atau Noe Letto angkat bicara terkait fenomena 'mahasiswa strawberry' saat menjadi pembicara di kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Rhenald Kasali dalam kuliah online melalui streaming youtubenya menyebut, strawberry generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati.
Sabrang menyebut jika putus asa merupakan hal yang wajar atau diperbolehkan. Namun dengan catatan, dia harus bisa kembali bangkit.
Advertisement
"Setiap orang ada capeknya, kalau capek itu istirahat, bukan putus asa. Jadi, menurut saya, kita tidak mudah mendefinisikan keadaan sekarang," ujarnya di hadapan ratusan mahasiswa baru Unesa, Senin (22/8/2022).
Sabrang mengungkapkan, saat ini merupakan dimana informasi sangat overload. Bahkan, overthinking dan mental health menjadi problem yang nyata.
"Mari kita bersama-sama menjalani ini dengan saling menjaga, karena support system terhebat adalah lingkungan," ucapnya.
"Jadi menurut saya Unesa sudah menyediakan lingkungan yang support system untuk apapun yang dihadapi," imbuh Sabrang.
Sabrang menegaskan, mahasiswa baru Universitas Negeri Surabaya punya posisi penting karena berada di sebuah persimpangan peradaban dan dituntut menjadi pionir bangsa Indonesia.
Persimpangan Sejarah
"Ini ada kasihan-nya juga, maksudnya mereka tidak memilih menjadi itu, tapi persimpangan sejarah mereka harus sadar bahwa mereka punya tanggung jawab yang lebih besar daripada generasi sebelumnya," ujarnya.
Karena mereka adalah generasi pertama yang nattive digital. Mereka generasi yang bisa men-set up kultur di ruang yang baru itu seperti apa.
Advertisement