Manchester City sukses mengganggu dominasi Manchester United dalam beberapa musim belakangan karena akusisi yang dilakukan oleh Sheikh Manso
Informasi Klub
Tahun berdiri1880
MarkasEtihad Stadium (kapasitas 55.097 orang)
JulukanThe Citizens
Warna kaosBiru dan Putih
ManufakturPuma
Sponsor SeragamEtihad Airways
Presiden klubFerran Soriano
PemilikSheikh Mansour bin Zayed bin Sultan Al Nahyan (City Football Group)
Pemain BintangKevin de Bruyne, Erling Haaland, Rodri, Phil Foden
Prestasi
Juara Liga Inggris10 kali; 1936-37, 1967-68, 2011-12, 2013-14, 2017-18, 2018-19, 2020-21, 2021-22, 2022-23, 2023-24
Juara Liga Champions1 kali; 2022-23
Juara Piala FA7 kali; 1903-04, 1934-34, 19565-56, 1968-69, 2010-11, 2018-19, 2022-23
Juara Piala Super Eropa1 kali; 2023-24
Juara Piala Dunia Antarklub1 kali; 2023-24
Juara Piala Liga8 kali; 1969-70, 1975-76, 2013-14, 2015-16, 2017-18, 2018-19, 2019-20, 2020-21
Juara Community Shield7 kali; 1937, 1968, 1972, 2012, 2018, 2019, 2024
Juara Piala Winners1 kali; 1969-70

Manchester City Football Club, dikenal pula sebagai Manchester City atau The Citizens merupakan sebuah klub sepak bola profesional dari Kota Manchester yang saat ini bermain di kasta tertinggi Liga Inggris. Manchester City telah berdiri sejak 141 tahun lalu berkat peran Gereja St. Mark's di West Gorton (sebuah distrik di Timur Manchester, Inggris).

Manchester City dicetuskan oleh seorang wanita bernama Anna Connell pada abad ke-18. Awalnya ia membentuk sebuah tim kriket Gereja bernama St. Mark's pada tahun 1865. Lalu, ia turut membentuk klub sepak bola yang saat itu sedang populer di daratan Inggris. Ia bersama pembantu Gereja St. Mark's, William Beastow merancang pembentukan klub sepak bola yang diberi nama St. Mark's (West Gorton) pada tahun 1880.

Dibalik gencarnya Anna membentuk dua klub olahraga, ada tujuan penting yang ingin ia capai. Anaa membentuk klub-klub tersebut supaya pemuda paroki di wilayahnya mau berolahraga dan membantu menjaga kekondusifan wilayah. Maklum, saat itu wilayah West Gorton memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi akibat melonjaknya jumlah pengangguran.

Sebagai putri dari Arthur Connell, Kepala Gereja St. Mark's, Anna tidak bisa berdiam diri melihat masyarakat di wilayahnya ketakutan. Dengan adanya perkumpulan olahraga, Anna meyakini bisa meredam kejahatan yang dilakukan geng lokal hingga membantu masyarakat mengurangi pengkonsumsian minuman beralkohol.

Pasca pembentukan dua klub olahraga, suasana di West Gorton menjadi lebih kondusif, bahkan masyarakat sangat mendukung pagelaran olahraga yang dihelat, terutama klub sepak bola. Hingga, pada tahun 1887 St. Mark's (West Gorton) berganti nama menjadi Ardwick A.F.C akibat pemindahan klub ke tempat baru di distrik Ardwick. Di sana, klub besutan Anna berkembang menjadi klub yang lebih profesional, bahkan sudah memiliki stadion bernama Hyde Road.

Berganti Nama Menjadi Manchester City

Pada 1893, Ardwick A.F.C mengalami masalah keuangan, klub kesulitan mendanai kegiatan operasional. Disisi lain, Ardwick A.F.C tengah berkompetisi di Divisi Dua saat itu, hal tersebut kian berdampak pada internal klub yang semakin terpojok dan berada diujung tanduk kebangkrutan. Namun, internal klub tak tinggal diam, manajemen berusaha mempertahankan klub dengan mengurangi beban di beberapa sektor.

Manajemen juga mengambil langkah restrukturisasi guna mencari jajaran internal yang lebih kompeten. Pasca restrukturisasi, manajemen anyar memutuskan mengganti nama Ardwick A.F.C menjadi Manchester City pada 16 April 1894. Selain itu, Manchester City turut didaftarkan menjadi sebuah perusahaan dengan nama resmi Manchester City Football Club Company Limited supaya pengelolaannya lebih baik.

Gelar Pertama

Puluhan tahun bermain tanpa gelar dan penghargaan, The Citizens akhirnya dapat memecahkan telur pada 23 April 1904. Di babak final Piala FA Manchester City mampu menang tipis 1-0 atas Bolton Wanderers di London. Kemenangan itu menjadi gelar prestisius perdana bagi Manchester City pasca hampir dua dekade tak meraih satu pun gelar.

Selain tampil moncer di Piala FA, Manchester City sejatinya berlaga apik di Divisi I. Namun, Manchester City sedikit kurang beruntung karena tersandung di beberapa laga. Alhasil, pada akhir musim 1903-04 The Citizens harus puas berada di peringkat kedua dan gagal mengawinkan gelar Piala FA serta Piala Divisi I. Padahal, Manchester City hanya berjarak 3 angka dari pemuncak klasemen saat itu, The Wednesday.

Masih penasaran, Manchester City terus berjuang untuk meraih tampuk juara Divisi I. Namun, hasilnya nihil, The Citizens selalu mandek di peringkat kedua dan ketiga. Seperti yang terjadi pada musim 1904-05, 1907-08 dan 1929-30 ketika Manchester City hanya mampu bertenegger di peringkat ketiga serta pada musim 1920-21 saat Manchester City hanya mampu finis kembali di peringkat kedua.

Penantian panjang pendukung Manchester City akhrinya terhenti pada musim 1936-37. The Citizens mampu meraih gelar juara Divisi I sekaligus menjadi gelar pertamanya di ajang paling bergengsi di Inggris. Raihan poin Manchester City tidak mampu dikejar oleh pesaing terberatnya, yakni Charlton Athletic dan Arsenal yang membuntutinya sepanjang musim.

Mengukir Sejarah Baru

Banyak yang mengatakan masa kejayaan Manchester City terjadi antara musim 1965 sampai 1977 kala Joe Mercer dan Malcolm Alison menjadi manajer serta asisten tim. Waktu itu mereka berdua mampu membawa Manchester City promosi kembali ke Divisi I dan mempersembahkan trofi kedua Liga Inggris dua tahun berselang pada musim 1967-68. Duet Mercer dan Malcolm semakin menggila, mereka berdua berturut-turut membawa trofi Piala FA (1968-69) serta menjadikan Manchester City sebagai klub pertama di Inggris yang bisa mengawinkan piala domestik dan Eropa dalam satu musim (1969-70) ketika menjuarai Piala Winners UEFA dan Piala Liga.

Namun, apabila dibandingkan dengan era sepak bola modern saat ini, prestasi Mercer dan Malcolm belum sebaik raihan The Citizens dalam satu dekade terakhir. Sebab, semenjak kepemilikan klub diambil alih oleh Sheikh Mansour pada tahun 2008, prestasi The Citizens melonjak tajam. Hingga hari ini, Manchester City telah mengoleksi 4 gelar trofi Liga Inggris, 2 trofi Piala FA, 6 trofi Piala Liga dan 3 trofi Community Shield dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Selain itu, berkat gelontoran dana yang melimpah dari Sheikh Mansour, Manchester City mampu membeli pemain dan pelatih berkelas yang sesuai dengan kebutuhan tim. Berbeda dengan era kepemilikan sebelum-sebelumnya yang tidak bisa menghadirkan banyak pemain berkelas dan menyebabkan prestasi Manchester City cenderung stagnan.

Kini, dibawah asuhan Pep Guardiola, Manchester City tengah berusaha meraih trofi perdananya di ajang Liga Champions. The Citizens sudah selangkah lebih dekat untuk mengangkat trofi Si Kuping Besar itu, pasalnya Kevin de Bruyne dan kawan-kawan baru saja memastikan diri lolos ke babak final pasca mengalahkan Paris Saint-Germain 4-2 dalam dua leg.

Selain itu, musim ini, Manchester City berada di atas angin untuk kembali mengangkat trofi Liga Inggris yang ketujuh kalinya. Hal itu berlaku apabila rival sekotanya, Manchester United mengalami satu kekalahan dalam pertandingan liga. Sebab, perolehan poin Manchester City terpaut 12 angka dan sudah tidak bisa dikejar oleh Setan Merah, apalagi Liga Inggris hanya menyisakan empat laga sisa.

Daftar Skuat Manchester City 2024-2025*

Kiper

31 - Ederson (Brazil)
18 - Stefan Ortega (Jerman)
33 - Scott Carson (Inggris)

Defender

2 - Kyle Walker (Inggris)
3 - Ruben Dias (Portugal)
5 - John Stones (Inggris)
6 - Nathan Ake (Belanda)
25 - Manuel Akanji (Swiss)
24 - Josko Gvardiol (Kroasia)
82 - Rico Lewis (Inggris)
97 - Josh Wilson-Esbrand (Inggris)

Midfielder

19 - Ilkay Gundogan (Jerman)
16 - Rodri (Spanyol)
17 - Kevin de Bruyne (Belgia)
20 - Bernardo Silva (Portugal)
27 - Matheus Nunes (Portugal)
8 - Mateo Kovacic (Kroasia)
87 - James McAtee (Inggris)

Forward

47 - Phil Foden (Inggris)
11 - Jérémy Doku (Belgia)
10 - Jack Grealish (Inggris)
26 - Savinho (Brazil)
52 - Oscar Bobb (Norwegia)
9 - Erling Haaland (Norwegia)

*Transfer musim dingin 2024

Loading