Sinopsis
Dodo Rozak adalah seorang penjual balon berumur 20 tahun yang menyandang disabilitas intelektual, serta ayah bagi putrinya Ika Kartika. Suatu hari tahun 2002, ia berteriak melihat anjing peliharaan Melati Wibisono, anak pelanggannya, mati ditabrak motor, namun disalahpahami sebagai ia yang membunuhnya.
Ketika Dodo berusaha menenangkannya, Melati lari dan tersandung sebuah tali lalu jatuh tenggelam ke kolam renang dan mati. Dodo memakai kayu untuk menariknya keluar dari kolam; karena tidak bisa tercapai, ia masuk ke kolam dan membawa Melati keluar, lalu membuka baju dirinya mengingat nasihat mendiang istrinya Juwita unuk membuka baju basah agar tidak masuk angin.
Karena kedua pembantu rumah itu tiba terlambat, ia dituduh membunuh dan memerkosa. Meski Dodo mencoba mengaku tidak bersalah, polisi tetap menekannya mengaku sebaliknya, dan iapun menjadi perhatian media.
Dodo dibawa ke sebuah lapas, dimana ia diperlakukan secara kasar oleh petugas serta sipir bernama Hendro Sanusi karena dianggap tidak patuh dan terbelakang. Ia ditaruh di sel nomor tujuh, yang sudah dihuni Japra 'Forman' Effendi, Zaki, Yunus 'Bewok', Atmo 'Gepeng', dan Asrul 'Bule'.
Dengan cepat mereka bersahabat. Sementara itu, sekolah Kartika diundang melakukan pertunjukkan Islami kepada para napi; kesempatan ini dipakai untuk menyeludup Katrika ke dalam sel, sesuai keinginan Dodo. Ketika ketahuan, Dodo dibawa ke sel terpencil, dan Kartika ke panti asuhan.
Setelah diselamatkannya ketika terjadi kebakaran, Hendro berdamai dengan Dodo dan mulai melihat kenaifannya serta ketulusannya dalam mengaku tidak bersalah. Iapun mengembalikkan Dodo ke sel nomor tujuh, dan mengizinkan Kartika ke sel serta membawanya ke rumahnya bersama istrinya ketika diluar jam izin.
Beberapa bulan kemudian, setelah mengumpulkan beberapa bukti konkrit, Hendro mengajukan banding, namun ini bertepatan dengan kembalinya ayah Melati, William, sebagai gubernur, dimana ia mengetatkan hukum kekerasan anak, yang berarti kesempatan Dodo keluar sangat kecil.
Mendengar kronologi kejadian menurut Dodo, Japra dan teman-teman menyusun kalimat untuk Dodo ucapkan di pengadilan, mengetahui Dodo memiliki kesulitan mengutarkan pikirannya dengan perkataan. Pengacaranya, Ruslan, menekannya untuk menjawab ia telah membunuh Melati atau hidup Kartika terancam.
Pada hari sidang, William menghampiri Dodo dan merobek naskahnya. Karena "pengakuan"-nya, ia dijadwalkan dihukum mati. Dengan berat hati semua napi dan penjaga mengucap selamat tinggal dan mengantarnya. Perlahan-lahan, Kartika menyadari apa yang terjadi dan menangis ayahnya tak terlihat lagi.
Pada tahun 2019, Kartika dewasa mengajak Japra dan teman-teman yang sekarang sudah bebas untuk ke pengadilan terakhir Dodo, sebab ia sudah menjadi pengacara. Setelah menceritakan sisinya serta didukung kesaksian Hendro, ia menangis sambil menegaskan lebih banyak bukti-bukti, terutama bahwa hasil autopsi Melati tidak menunjukkan kekerasan fisik atau seksual.
Ia juga berargumen bahwa banyak penyandang disabilitas sudah menderita seperti ayahnya. Pada akhirnya, Dodo dinyatakan tidak bersalah. Keluar dari pintu gerbang lapas, Kartika melihat ayahnya terbang keluar lapas dengan balon udara sesuai mimpinya untuk "terbang" bertemu istrinya, simbolisme akan ketiadaannya.
Falcon Pictures mengumumkan tanggal penayangan dan merilis poster resmi dari tujuh film yang diproduksinya dalam sebuah acara showcase pada hari Kamis, 14 April 2022. Miracle in Cell No. 7 dijadwalkan untuk tayang perdana di bioskop Indonesia pada 8 September 2022.
Para Pemain
- Vino G. Bastian sebagai Dodo Rozak
- Graciella Abigail sebagai Ika Kartika Rozak kecil
- Mawar Eva de Jongh sebagai Kartika dewasa
- Indro Warkop sebagai Japra Effendi / Foreman
- Tora Sudiro sebagai Zaki
- Rigen Rakelna sebagai Yunus / Bewok
- Indra Jegel sebagai Atmo / Gepeng
- Bryan Domani sebagai Asrul / Bule
- Denny Sumargo sebagai Hendro Sanusi
- Agla Artalidia sebagai Linda
- Marsha Timothy sebagai Ibu Juwita
- Agus Kuncoro sebagai Agus
- Coki Pardede sebagai Amat
- Rifnu Wikana sebagai Okto
- Iedil Dzuhrie Alaudin sebagai William Wibisono / Willy
- Nadila Ernesta sebagai Sonya Wibisono
- Makayla Rose sebagai Melati Wibisono
- Sheila Dara Aisha sebagai Ibu Guru Widi
- Yati Surachman sebagai Ibu Anik
- Rukman Rosadi sebagai Ruslan / Pengacara Dodo
- Vinessa Inez sebagai Meta / Istri Zaki
Cameo
- Anggie Ang sebagai Reporter wanita
- Uli Herdinansyah sebagai Pembawa berita
- Tretan Muslim sebagai Polisi preman
- Joshua Pandelaki sebagai Hakim tahun 2019
- Otig Pakis sebagai Hakim tahun 2002
- Tommy sebagai Jaksa tahun 2019
- Fredy Amin sebagai Jaksa tahun 2002
- Fuad Idris sebagai Warno
- Denny Sumlang sebagai Kanit reserse
- Dara Asvia sebagai Pacar Atmo
- Asyafa Bilqis S. sebagai Madonna
- Avan Sanjaya sebagai Sopir Willy