Pengertian

Rubella, atau dikenal dengan nama Campak Jerman, merupakan penyakit infeksi virus yang menyerang kulit dan kelenjar getah bening. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak.

Pada anak-anak, umumnya rubella hanya menimbulkan gejala ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Rubella menjadi penyakit membahayakan ketika menginfeksi ibu hamil, karena dapat menimbulkan kecacatan pada janin yang dikandung.

Penyebab

Penyakit rubella disebabkan oleh virus Rubella. Virus ini menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan air liur (droplet) saat penderita Rubella bersin, batuk, atau berbagi makanan dengan orang lain yang sehat.

Rubella

Gejala

Infeksi penyakit Rubella didahului dengan demam ringan (37–37,8oC) selama 1–2 hari, disertai pembengkakan kelenjar getah bening di leher belakang atau di belakang telinga. Setelah itu, barulah muncul ruam kemerahan di kulit, dimulai dari wajah dan menyebar hingga ke tangan dan kaki. Kadang ruam kemerahan ini terasa agak gatal. Ruam akan hilang dalam waktu 1–3 hari.

Selain itu, dapat muncul gejala lain berupa sakit kepala, pegal-pegal, tidak nafsu makan, mata merah, hidung berair, atau nyeri sendi. Namun demikian, pada orang yang daya tahan tubuhnya baik, Rubella seringkali hanya menimbulkan gejala ringan, atau bahkan tak bergejala sama sekali.

Rubella menjadi berbahaya ketika ibu hamil yang terinfeksi, karena infeksi Rubella pada ibu hamil dapat menimbulkan kecacatan janin. Bayi yang lahir nantinya berpotensi mengalami Congenital Rubella Syndrome, yaitu kecacatan bayi akibat infeksi Rubella yang ditandai dengan penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran, katarak, retardasi mental, atau gangguan hati dan sumsum tulang.

Diagnosis

Umumnya, dokter hanya membutuhkan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk menentukan adanya penyakit Rubella. Pada kasus tertentu, kadang diperlukan pemeriksaan antibodi IgM antirubella, yang didapatkan melalui pemeriksaan darah.

Pengobatan

Rubella akan sembuh dengan sendirinya dalam 3–5 hari. Tidak diperlukan pengobatan dengan antibiotik, kecuali terdapat komplikasi infeksi bakteri. Untuk menghindari penularan pada orang lain, sebaiknya penderita Rubella tidak beraktivitas keluar rumah hingga sembuh.

Untuk mengatasi demam dan keluhan pegal-pegal, obat antinyeri seperti parasetamol dapat dikonsumsi.

 

Pencegahan

Rubella dapat dicegah dengan imunisasi Rubella. Di Indonesia, imunisasi Rubella diberikan dalam bentuk imunisasi MMR atau MR. Jenis imunisasi ini diberikan pada usia 15 bulan. Kemudian diulangi lagi pada usia 5 tahun.

Bila orang dewasa belum menerima imunisasi ini, imunisasi MR atau MMR juga dapat diberikan pada orang dewasa asalkan tidak sedang hamil. Pada wanita, sebaiknya tidak merencanakan kehamilan dalam 1 bulan setelah imunisasi Rubella.

Selain dengan imunisasi, tindakan lain yang juga bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran Rubella adalah:

  • Menghindari kontak dengan penderita Rubella, khususnya jika Anda belum pernah mendapatkan vaksin MMR atau MR
  • Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan, misalnya saat Anda pulang dari bepergian atau melakukan kontak dengan penderita Rubella