Tekni Daur Ulang CO2

Sejumlah ahli kimia Prancis menemukan cara untuk mengurangi bahaya karbon dioksida dengan mendaur ulangnya menjadi sebuah energi yang bermanfaat.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Nov 2011, 09:15 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2011, 09:15 WIB
111111akarbon.jpg
Liputan6.com, Paris: Mendaur ulang kertas atau plastik itu baik. Selain bernilai ekonomis juga dapat mendukung pelestarian lingkungan. Namun bagaimana dengan kegiatan daur ulang karbon dioksida atau C02. Tentu upaya ini harus didukung mengingat polusi yang dihasilkan penduduk bumi sudah sangat mengkhawatirkan bagi kelestarian alam.

Seperti dikutip dari Forbes, Jumat (11/11) para ahli kimia Prancis menemukan cara mengurangi bahaya C02 dengan mendaur ulangnya menjadi sebuah energi bermanfaat. Dalam teorinya, C02 harus membuat blok yang kuat untuk menciptakan jenis bahan kimia organik yang kita gunakan setiap hari dari bensin ke plastik. Namun, sebenarnya, kimianya  sangat stabil yang berarti membutuhkan banyak energi dan usaha untuk mengubah C02 menjadi bahan kimia lainnya.

Ada dua cara dasar mengubah C02. Dapat melalui pendekatan vertikal, yaitu melibatkan pengurangan C02 untuk metana atau asam formiat. Ini biasa digunakan membuat bahan bakar. Ada juga pendekatan horisontal, yang melibatkan karbon-karbon dioksida menjadi fungsional dengan membentuk ikatan baru pada atom lainnya. Hal ini tak dapat digunakan membuat bahan bakar, tapi bisa digunakan sebagai blok bangunan untuk bahan kimia organik lainnya.

Kini sekelompok ilmuwan Prancis mungkin telah menemukan cara lebih efisien mendaur ulang limbah tersebut. Yaitu dengan menggunakan kedua teknik sekaligus. Metode mereka memungkinkan karbon-karbon dioksida menjadi berkurang dan difungsikan pada saat yang sama. Teknik ini telah dijuluki sebagai pendekatan diagonal, memungkinkan untuk mendaur ulang C02 ke dalam blok bangunan bahan kimia yang digunakan dalam aplikasi industri, farmasi, dan komersial.

Teknik ini, bila ditingkatkan akan membawa dampak besar bagi kehidupan dunia dalam menjauhkan bahan bakar fosil tersebut. Selain itu, hal ini bisa mengurangi emisi karbon dioksida, dan menyediakan sarana menciptakan senyawa organik tanpa perlu memperbaikinya dari minyak mentah sehingga mengurangi permintaan minyak dunia. (MEL)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya