Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk tak lagi menggunakan peralatan teknologi komunikasi Huawei. Selain itu, AS juga mengajak negara-negara sekutunya untuk melakukan langkah serupa.
Sejauh ini, Inggris disebut-sebut tengah menyusun proposal untuk tidak menggunakan peralatan teknologi baru Huawei di jaringan 5G. Inggris juga mempercepat penghapusan teknologi Huawei yang sudah dipakai.
Advertisement
Baca Juga
Kini Prancis mulai mengambil langkah terhadap Huawei. Meski tak memblokir secara penuh, kepala agensi keamanan siber Prancis ANSSI Guillaume Poupard menyarankan ke operator telekomunikasi untuk tidak menggunakan peralatan jaringan komunikasi Huawei.
"Yang bisa saya katakan adalah, tidak ada larangan total (terhadap Huawei). Namun, operator yang saat ini tidak menggunakan Huawei, kami sarankan untuk tetap tidak menggunakannya," kata Guillaume Poupard, sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Reuters, Selasa (7/7/2020).
Seorang sumber menyebut, Prancis berupaya untuk keluar dari penggunaan peralatan komunikasi Huawei karena dianggap membawa risiko pengawasan terhadap data pelanggan.
Minta Operator Telko Pertimbangkan
Laporan Reuters menyebut, separuh dari peralatan jaringan milik operator Prancis Bouygues Telecom dan SFR dikembangkan oleh Huawei.
Sementara, operator telko pemerintah Orange menggunakan peralatan telekomunikasi milik Nokia dan Ericsson.
"Bagi mereka yang sudah menggunakan Huawei, kami memberikan otorisasi untuk jangka waktu bervariasi antara tiga dan delapan tahun," kata Guillaume Poupard dalam wawancara.
Lebih lanjut dia mengatakan, mulai minggu depan, operator telekomunikasi bisa mempertimbangkan permintaan dari mereka.
Advertisement
Klaim Bukan karena Anti Tiongkok
Guillaume Poupard mengatakan, keputusan ini bukanlah karena anti Huawei ataupun Tiongkok, melainkan upaya untuk melindungi kebebasan Prancis.
"Ini bukan anti Huawei atau rasisme anti Tiongkok. Yang kami katakan, risikonya tidak sama antara pemasok asal Eropa dan non-Eropa," katanya.
(Tin/Ysl)