Liputan6.com, Jakarta - Pengembang Pokemon GO, Niantic, dilaporkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap delapan persen pekerjanya, yang berdampak pada sekitar 85 hingga 90 orang.
Dalam sebuah email kepada para staf yang dilaporkan oleh Bloomberg, CEO John Hanke mengatakan perusahaan perlu mengurangi biaya untuk mempersiapkan diri dengan baik untuk "badai ekonomi yang mungkin ada di depan."
Baca Juga
Shin Tae-yong Beber Alasan Ubah Formasi saat Timnas Indonesia vs Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026
6 Strategi Ampuh yang Membawa Timnas Indonesia Menang 2-0 Melawan Arab Saudi: Peran Tersembunyi Sandy Walsh!
Link Live Streaming Babak Kedua Timnas Indonesia vs Arab 19 November 2024, Ini Caranya
Mengutip TechCrunch, Sabtu (2/7/2022), Niantic juga membatalkan empat proyek mereka yaitu Heavy Metal, Hamlet, Blue Sky, serta Snowball.
Advertisement
Heavy Metal diketahui adalah sebuah gim Transformers yang sudah memasuki tahap pengujian beta, sementara Hamlet merupakan kolaborasi dengan perusahaan teater di balik "Sleep No More."
Transformers: Heavy Metal merupakan kerja sama dengan Hasbro dan awalnya direncanakan bakal menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) yang sama dengan yang digunakan dalam Pokemon GO.
Beberapa game yang baru diumumkan Niantic seperti NBA All-World dan Peridot tampaknya tidak terdampak keputusan ini.
Dikutip dari Variety, dalam sebuah pernyataan, juru bicara Niantic pun mengonfirmasi tentang adanya penghentian produksi beberapa proyek mereka, serta pengurangan tenaga kerja sebesar delapan persen.
"Kami baru-baru ini memutuskan untuk menghentikan produksi pada beberapa proyek dan mengurangi tenaga kerja kami sekitar 8 persen untuk fokus pada prioritas utama kami," kata Niantic.
"Kami berterima kasih atas kontribusi mereka yang meninggalkan Niantic dan kami mendukung mereka melalui transisi yang sulit ini," imbuh perusahaan.
Lebih lanjut, Niantic menyebut mereka akan berfokus pada beberapa prioritas terpentingnya termasuk Pokemon GO dan serangkaian pengalaman baru, serta platform Lightship (perangkat untuk membangun pengalaman AR).
"Peningkatan fokus ini, serta bisnis inti kami yang kuat, menempatkan kami pada posisi untuk mengatasi ketidakpastian ekonomi yang lebih luas yang dihadapi banyak perusahaan dan terus berinvestasi di masa depan AR," kata Niantic.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pokemon GO dan NBA All-World
Pokemon GO tercatat menghasilkan pendapatan lebih dari USD 1 miliar setiap tahunnya.
Sementara menurut estimasi Sensor Tower, gim Niantic lainnya, Pikmin Bloom, yang rilis Oktober 2021, telah diunduh sekitar 5,6 juta kali dan menghasilkan sekitar USD 6,8 juta dari pengeluaran dalam gim.
Sebagai perbandingan, Pokemon GO sukses meraih USD 500 juta dalam dua bulan pertamanya, membuatnya sebagai salah satu mobile game dengan pertumbuhan tercepat yang pernah ada.
Meski begitu, Niantic pada awal tahun ini juga mengumumkan penutupan Harry Potter: Wizards Unite, yang dirilis pada tahun 2019.
Proyek teranyar dari Niantic yang diumumkan pada pekan ini adalah NBA All-World, gim olahraga yang memungkinkan pengguna untuk bermain satu lawan satu melawan "pemain terbaik di dunia." Ini akan menjadi gim basket free-to-play berbasis geolokasi.
Gim ini disebut akan memungkinkan pemain menemukan, menantang, dan bersaing dengan ballers NBA di sekitarnya mereka, lalu merekrutnya ke tim mereka sebelum membuktikan diri di lapangan.
Advertisement
Pemain Pokemon GO Habiskan Rp 86,78 Triliun di App Store dan Google Play
Perusahaan riset pasar aplikasi mobile Sensor Tower melaporkan capaian terbaru Pokemon GO.
Mobile game garapan Niantic itu telah melampaui USD 6 miliar atau sekitar Rp 86,78 triliun dalam hal belanja pemain secara global di App Store dan Google Play secara akumulatif sejak pertama kali dirilis.
"Pokemon GO telah menjadi salah satu mobile game paling menguntungkan di dunia sejak diluncurkan pada tahun 2016, yang ketika itu menjadi fenomena global secara instan," ujar Sensor Tower.
Pada tahun 2021, Pokemon GO menjadi mobile game dengan pendapatan No. 7 tertinggi di seluruh dunia. Nilai pendapatannya saat itu mengumpulkan USD 1,3 miliar.
Sementara pada Q1 2022 Pokemon GO menempati peringkat No. 11 untuk pengeluaran pemain dengan nilai USD 198,2 juta. Menurut Sensor Tower, Pokemon GO tetap menjadi judul AR Mobile game berbasis geolokasi terlaris di dunia selama kuartal terakhir ini.
Ia mengungguli Dragon Quest Walk dari Square Enix yang menghasilkan USD 90,4 juta dan Jurassic World Alive dari Ludia yang mengumpulkan USD 7,2 juta.
678 Juta Unduhan
Amerika Serikat menempati peringkat sebagai negara No. 1 untuk pembelanjaan pemain seumur hidup di Pokémon GO, menghasilkan $2,2 miliar, atau 36,6 persen dari total pendapatan.
Jepang menempati urutan ke-2 dengan 32,6 persen, sedangkan Jerman menempati urutan ke-3 dengan 5,2 persen.
Google Play berkontribusi 52,3 persen atau sekitar USD 3,1 miliar. Sementara App Store menyumbunag pendapatan USD 2,8 miliar atau 47,7 persen.
Hingga saat ini Pokemon GO telah menghasilkan 678 juta unduhan di seluruh dunia. A.S. menempati peringkat No. 1 dengan 123,2 juta pemasangan, atau 18,2 persen dari total. Brasil menempati urutan ke-2, sedangkan India menempati urutan ke-3.
Google Play menjadi platform utama untuk mayoritas unduhan, mengumpulkan 517,2 juta unduhan hingga saat ini atau 76,3 persen dari total. Sementara itu, App Store telah menghasilkan 160,8 juta unduhan, atau 23,7 persen.
(Dio/Isk)
Advertisement