Terungkapnya upaya penyadapan yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat melalui National Security Agency terus menjadi kontroversi. Dalam bocoran yang diungkap mantan asisten teknis Badan Intelijen AS (CIA) yang kemudian dipindahkan ke NSA, Edward Snowden, sejumlah perusahaan teknologi di AS disebut terlibat penyadapan dalam program bernama PRISM. Salah satu perusahaan yang disebut itu adalah Facebook.
Pemerintah Venezuela tampaknya begitu percaya dengan informasi yang dibocorkan Snowden tersebut. Dilansir dari laman Reuters, Kamis (11/7/2013), warga negara Venezuela pun didesak untuk menutup akun Facebook. Ini dilakukan untuk menghindari upaya penyadapan oleh AS.
Desakan penutupan akun Facebook disuarakan oleh Menteri Urusan Penjara, Iris Varela. Menariknya, Varela menulis desakan tersebut di akun Twitter, yang merupakan media sosial pesaing Facebook. Dalam dokumen yang diberikan Snowden ke Guardian dan Washington Post, Twitter memang tak disebut terlibat dalam program PRISM.
"Kamerad: tutup akun Facebook Anda, Anda telah bekerja secara gratis sebagai informan CIA. Tinjaulah kasus Snowden!" tulis Varela di tweet-nya.
Bahkan Varela mengancam akan membuat ekonomi AS bangkrut. Caranya, dengan mengajukan gugatan dan meminta kompensasi secara adil.
"Negara-negara dan rakyatnya yang telah menjadi korban dari aksi mata-mata gringo (istilah Amerika Latin untuk bule dari AS), harus menuntut AS untuk memberi kompensasi yang adil. Kita akan bangkrutkan ekonomi AS," ancam Varela yang merupakan pendukung loyal mendiang eks Presiden Venezuela Hugo Chavez. Â
Venezuela memang terlihat serius dalam kasus yang melibatkan Edward Snowden tersebut. Bahkan Venezuela bersedia memberikan suaka dan perlindungan kepada Snowden yang saat ini masih dalam pengejaran aparat hukum AS.
Snowden saat ini dipercaya masih berada di zona transit Bandara Sheremetyevo di Moskow, Rusia. Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berjanji tidak akan memulangkan Snowden ke AS. Putin juga mengatakan AS tak berhak untuk melakukan gugatan ke Rusia, sebab saat ini Snowden berada di wilayah yang secara de jure tak masuk dalam wilayah administrasi Rusia. (gal)
Pemerintah Venezuela tampaknya begitu percaya dengan informasi yang dibocorkan Snowden tersebut. Dilansir dari laman Reuters, Kamis (11/7/2013), warga negara Venezuela pun didesak untuk menutup akun Facebook. Ini dilakukan untuk menghindari upaya penyadapan oleh AS.
Desakan penutupan akun Facebook disuarakan oleh Menteri Urusan Penjara, Iris Varela. Menariknya, Varela menulis desakan tersebut di akun Twitter, yang merupakan media sosial pesaing Facebook. Dalam dokumen yang diberikan Snowden ke Guardian dan Washington Post, Twitter memang tak disebut terlibat dalam program PRISM.
"Kamerad: tutup akun Facebook Anda, Anda telah bekerja secara gratis sebagai informan CIA. Tinjaulah kasus Snowden!" tulis Varela di tweet-nya.
Bahkan Varela mengancam akan membuat ekonomi AS bangkrut. Caranya, dengan mengajukan gugatan dan meminta kompensasi secara adil.
"Negara-negara dan rakyatnya yang telah menjadi korban dari aksi mata-mata gringo (istilah Amerika Latin untuk bule dari AS), harus menuntut AS untuk memberi kompensasi yang adil. Kita akan bangkrutkan ekonomi AS," ancam Varela yang merupakan pendukung loyal mendiang eks Presiden Venezuela Hugo Chavez. Â
Venezuela memang terlihat serius dalam kasus yang melibatkan Edward Snowden tersebut. Bahkan Venezuela bersedia memberikan suaka dan perlindungan kepada Snowden yang saat ini masih dalam pengejaran aparat hukum AS.
Snowden saat ini dipercaya masih berada di zona transit Bandara Sheremetyevo di Moskow, Rusia. Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berjanji tidak akan memulangkan Snowden ke AS. Putin juga mengatakan AS tak berhak untuk melakukan gugatan ke Rusia, sebab saat ini Snowden berada di wilayah yang secara de jure tak masuk dalam wilayah administrasi Rusia. (gal)