Pantang Menyerah: Sukardi, Perajin Kapal Pinisi yang Lumpuh

Di tahun 1976 saat berusia 30 tahun, sebuah kecelakaan kerja membuatnya lumpuh dan tak bisa lagi berjalan.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Jun 2015, 14:10 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2015, 14:10 WIB
Pantang Menyerah: Sukardi, Pengrajin Kapal Pinisi yang Lumpuh
Di tahun 1976 saat berusia 30 tahun, sebuah kecelakaan kerja membuatnya lumpuh dan tak bisa lagi berjalan.

Liputan6.com, Jakarta - Kelumpuhan bukan halangan untuk bekerja. Ini adalah kegiatan rutin Sukardi, warga Rawa Badak, Jakarta usai bangun di pagi hari. Menyiapkan alat pertukangan hingga memilih bahan bambu yang baik untuk membuat miniatur kapal pinisi.

Sukardi lahir 69 tahun lalu dalam kondisi normal. Tapi di tahun 1976 saat berusia 30 tahun, sebuah kecelakaan kerja membuatnya lumpuh dan tak bisa lagi berjalan. Walau sempat merasa tertekan, Sukardi memutuskan untuk bangkit.

Demi bisa membiayai keluarga, Sukardi mencoba kerja apa saja. Mulai dari membuka warung sampai akhirnya mencoba membuat miniatur kapal pinisi.

Tak disangka karya kerajinan tangan Sukardi ada saja peminatnya. Setelah mahir, Sukardi mampu menghasilkan sekitar 10 miniatur kapal pinisi setiap bulan. Harga per buah antara Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu.

Dengan miniatur kapal pinisi, Sukardi bisa mempertahankan hidup keluarganya dengan 5 orang anak selama hampir 40 tahun.

Dimata para tetangganya di kawasan Rawa Badak, Sukardi adalah sosok sederhana yang pantang menyerah. Walau boleh dikata telah berumur, kakek 16 cucu ini menyatakan tidak akan berhenti berkarya sebagai bentuk tanggung jawabnya pada keluarga.

Saksikan kisah Pak Sukardi yang mengalami kelumpuhan namun tetap bekerja keras sebagai perajin kapal pinisi dalam Pantang Menyerah selengkapnya yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (19/6/2015). (Nda/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya