Menabung 27 Tahun, Buruh Cuci di Aceh Naik Haji

Sebagian penghasilan sebagai buruh cuci di 3 keluarga, Nuraini pakai untuk menafkahi dirinya dan kedua orangtuanya.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Sep 2015, 13:10 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2015, 13:10 WIB
Menabung 27 Tahun, Buruh Cuci di Aceh Bisa Naik Haji
Sebagian penghasilan sebagai buruh cuci di 3 keluarga, Nuraini pakai untuk menafkahi dirinya dan kedua orangtuanya.

Liputan6.com, Aceh - Naik haji memang ibadah yang tidak ringan, baik secara fisik mau pun biaya. Namun dengan niat yang kuat, tekad, ketekunan dan kesabaran, orang yang berpenghasilan rendah pun bisa menunaikan ibadah haji. Seperti seorang buruh cuci di Aceh, membuktikan hal itu.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (9/9/2015), dengan penghasilan kurang dari Rp 1 juta per bulan, Nuraini, seorang buruh cuci, akhirnya bisa mewujudkan impiannya melaksanakan ibadah haji. Ia tergabung dalam kloter 1 embarkasi Banda Aceh, yang dijadwalkan terbang ke tanah suci hari ini.

Untuk membayar ongkos perjalanan haji, Nuraini menabung selama 27 tahun. Sebagian penghasilannya sebagai buruh cuci di 3 keluarga ia pakai untuk menafkahi dirinya sendiri dan kedua ayah-ibunya yang sudah renta di Banda Aceh.

Sementara itu tekad, ketekunan dan kesabaran juga membuat Muhanah, seorang penjual rujak keliling di Tulungagung, Jawa Timur, bisa mewujudkan impiannya berhaji. Setiap hari selama 27 tahun, ia menyisihkan penghasilannya sebesar Rp 5.000.

Uang itu ia simpan dalam kaleng khusus, yang memang ia niatkan untuk membiayai perjalanan haji. Ketika tabungannya cukup, ia mendaftar haji tahun 2009.

Muhanah, yang kini berusia 51 tahun, berjualan rujak keliling di Kecamatan Kauman, Tulungagung, sejak 1988. Dalam sehari rata-rata ia berjalan kaki hingga 15 kilometer untuk menjajakan rujaknya. (Dan/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya