Pengusaha Logistik Sebut Jembatan Selat Sunda Tak Cocok Untuk RI

Anggaran yang digunakan untuk membangun Jembatan Selat Sunda lebih dari cukup untuk membangun infrastruktur dan menambah angkutan laut.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Mei 2014, 17:50 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2014, 17:50 WIB
Jembatan Selat Sunda
(foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang direncanakan pemerintah tidak cocok dengan kondisi Indonesia.

Chairman ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan ketidakcocokan tersebut dilihat dari kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara maritim. Menurutnya, anggaran yang digunakan untuk membangun JSS lebih dari cukup untuk membangun infrastruktur dan menambah angkutan laut.

"JSS itu konsep baik, tapi kalau kita bicara negara maritim, kenapa tidak kita optimalisasi maritim, kalau bicara kemacetan, kenapa anggaran tidak beli kapal roro saja, saya rasa sisa banyak," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis Kamis (15/5/2014).

Menurutnya, pembangunan JSS akan memakan waktu lama yang mencapai 10 tahun. Lamanya pembangunan tersebut dinilainya justru tidak akan efektif mengingat selama 10 tahun sudah banyak kemajuan baik dr segi ekonomi maupun kendaraan.

Yukki menilai sebenarnya kalaupun JSS dibangun tidak akan menimbulkan permasalahan bagi para pelaku pengusaha logistik.

"Buat kami pelaku logistik sih tidak masalah, dengan ada JSS kan berarti kita justru jadi banyak opsi pengiriman, tapi kita kan perlu mengingatkan pemerintah mana yang lebih bagus dan mana yang tidak," papar dia.

Pembangunan JSS ini sebelumnya ditargetkan permerintah akan dimulai pada 2014 dan akan selesai pada 2020, namun hingga saat ini realisasinya masih belum terlaksana. (Yas/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya