Visi Misi Ekonomi Dua Capres Disebut Tak Realistis

Pembuatan visi dan misi capres dan cawapres tidak melibatkan pribadi dari masing-masing pasangan calon.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Mei 2014, 16:08 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2014, 16:08 WIB
Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta
Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kedua kandidat Calon Presiden dan Wakil Presiden telah menyerahkan misi ekonominya ke Komisi Pemilihan Umum beberap waktu lalu. Pengamat melihat misi-misi yang diusung oleh kedua calon kandidat tersebut tidak realistis.

Dosen Ekologi Politik IPB Bogor, Arya Hadi Dharmawan memberikan contoh. Dalam misi ketahanan pangan yang diusung oleh pasangan Joko Widodo  dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Dikatakan pasangan tersebut akan memperbanyak kepemilikan tanah setiap keluarga petani.

"Mereka menginginkan 2 hektar per kepala keluarga, petani di Indonesia jumlahnya 21 juta, itu berarti harus ada 45-50 juta hektar. Itu tanahnya siapa dan dimana? Ini perlu dikoreksi saya kira," katanya dalam diskusi di Gedung DPD RI, Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Contoh lainnya mengenai program peningkatan lahan produktif yang diusung Jokowi-JK. Menurut Arya, pasangan tersebut menargetkan menambah lahan produktif sebesar 1  juta hektar per tahun.

Sayangnya, dalam misi tersebut, Jokowi-JK tidak  memberikan penjelasan rinci bagaimana untuk mencapai target tersebut.

Contoh ketiga dari misi pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta). Diungkapkan, pasangan tersebut mentargetkan pertumbuhan ekonomi dapat stabil di kisaran 7% setiap tahunnya.

Menurut Arya, misi tersebut selama ini juga diusung oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.  Namun, misi tersebut dipandang tidak realistis karena jika pertumbuhan ekonomi ditargetkan 7% dan kemudian dikorelasi dengan angka inflasi yang sebesar 7% maka pertumbuhan menjadi 0%.

"Saya mengkritisi keduanya, coba realistis masalah pertumbuhan ekonomi," tegas dia.

Lebih lanjut, pembuatan visi dan misi ini menurutnya tidak terlalu melibatkan pribadi dari masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Hal tersebut diketahui karena ada beberapa janji dalam kampanye yang dilakukan oleh dua pasangan tersebut, tidak tertera dalam visi misi.

"Menurut saya ini tim suksesnya juga seharusnya lebih mengerti tentang yang sesungguhnya," pungkas Arya.  (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya