Sebut Bukan Kelangkaan, Stok BBM Subsidi Tak Akan Ditambah

jika kuota ditambah maka beban negara atas subsidi BBM akan semakin berat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Agu 2014, 18:21 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2014, 18:21 WIB
Jero Wacik

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan tidak akan menambah kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, meski saat ini di sejumlah daerah mengalami kesulitan mendapat BBM bersubsidi.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, jika kuota ditambah maka beban negara atas subsidi BBM akan semakin berat.

"Kalau naikin kuota lagi naik lagi subsidinya, mestinya nggak (nambah kuota)," kata Jero, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2014).

Menurut Jero, saat ini subsidi energi sudah terlampau tinggi, seharusnya uang negara  bisa untuk membiayai kebutuhan lain.

Menurut Jero, kesulitan masyarakat untuk mendapatkan pasokan BBM bersubsidi di sejumlah daerah bukan merupakan bentuk kelangkaan. Pertamina pun telah menyediakan BBM non subsidi sebagai alternatifnya.

"BBM non subsidi tersedia dengan melimpah. Untuk subsidi memang dikurangi. Jadi, tidak ada kelangkaan BBM," pungkasnya.

PT Pertamina membantah telah terjadi kelangkaan BBM bersubsidi, karena saat ini stok BBM bersubsidi masih berada dalam kondisi normal.

Manajer Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, saat ini stok BBM bersubsidi Pertamina masih berada pada 18 hari. Sehingga masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Istilah kelangkaan harus dikoreksi ini bukan kelangkaan karena stok BBM di Pertamina di atas 18 hari kebutuhan," pungkas dia. (Pew/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya