Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali menaikkan tarif listrik untuk delapan golongan pelanggan PT PLN (Persero) mulai Senin, 1 September 2014.Kenaikan tarif listrik itu dialami pelanggan industri, pemerintah dan rumah tangga.
Dari kenaikan tarif tersebut, pemerintah bisa menghemat anggaran subsidi sekitar Rp 17,36 triliun. Selain itu kenaikan tarif listrik secara berkala sampai November 2014, delapan golongan pelanggan listrik tersebut sudah tidak lagi mendapatkan subsidi listrik.
Tak hanya soal kenaikan tarif listrik, informasi mengenai kenaikan harga BBM subsidi dan jumlah SPBG di Indonesia yang kalah dari Thailand juga menjadi berita yang paling diburu pembaca.
Advertisement
Selengkapnya, berikut lima berita terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com:
1. Besok, Tarif Listrik Delapan Golongan Pelanggan Naik Lagi
Tarif listrik delapan golongan pelanggan kembali naik mulai Senin, 1 September 2014. Delapan golongan tersebut adalah pelanggan Industri menengah terbuka (I3), industri besar (I4), dan industri I3 non terbuka (tbk).
Kemudian pelanggan rumah tangga R3 dengan 3.500-5500 voltampere (VA), pelanggan pemerintah (P2) dengan daya di atas 200 kva, pelanggan rumah tangga (R1) dengan daya 2.200 VA, pelanggan penerangan Jalan Umum (P3) serta pelanggan rumah tangga (R1) dengan daya 1.300 VA
2. Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Atas Desakan Perusahaan Asing?
Research and Monitoring Manager Indonesia for Global Justice (IGJ), Rachmi Hertanti menilai desakan untuk menaikan harga BBM bersubsidi ini bukan semata-mata karena anggaran subsidi yang membengkak, melainkan juga karena ada desakan dari perusahaan minyak dan gas asing agar bisa menjual BBM dengan lebih kompetitif di Indonesia.
3. Buruh Minta Jokowi Cari Cara Lain Tutupi Anggaran BBM Subsidi
Para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menuntut agar pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Mereka pun meminta pemerintah mencari cara lain untuk menutupi beban anggaran subsidi BBM yang semakin meningkat.
4. Jumlah SPBG Indonesia Kalah Jauh Dibanding Thailand
Meskipun Indonesia telah lebih dahulu mencanangkan program konversi gas dibanding dengan Thailand, namun realisasi pertumbuhan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) Indonesia kalah jauh jika dibandingkan dengan Thailand.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Noegardjito mengatakan, jumlah SPBG yang ada di Thailand hingga saat ini mencapai lebih 425 unit. Bahkan hingga 2015, Thailand menargetkan jumlah SPBG di negara mereka mencapai 584 unit. Sementara Indonesia baru sebanyak 19 unit.
5. Bangun Poros Maritim, Jokowi Harus Benahi Industri Galangan Kapal
Presiden terpilih Joko Widodo mempunyai visi untuk membangun poros maritim dunia di wilayah perairan Indonesia. Namun visi tersebut dinilai sulit tercapai dalam waktu dekat. Pasalnya hingga saat ini, industri galangan kapal dalam negeri yang menjadi penopang visi masih kalah saing dengan industri galangan kapal asing.
(Ndw)