Genjot Ekonomi RI, Jokowi Jangan Cuma Urus Program Sosial

Presiden terpilih Jokowi diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 9% sepanjang 2014-2019.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 29 Sep 2014, 16:50 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2014, 16:50 WIB
Jokowi-JK (12)
Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga level 9 persen selama periode 2014-2019. Syaratnya, Jokowi-Jusuf Kalla perlu menggenjot infrastruktur, selain fokus pada program-program sosial.

Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar menilai Presiden Jokowi perlu menggeber beberapa hal untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen dalam tiga tahun.

"Pertumbuhan ekonomi bisa sampai 8 persen-9 persen. Jika belanja infrastruktur, insentif industri dan pertanian diperbesar. Kampanye tol laut direalisasikan, itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (29/9/2014).

Sayangnya, tambah Harry, Jokowi lebih banyak berkutat pada program-program sosial seperti Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. "Kalau begitu, agak lama untuk pertumbuhan ekonominya," ucapnya.

Menurut dia, tambahan sumber dana untuk belanja infrastruktur dapat diperoleh dari anggaran-anggaran rutin dalam APBN. Sebagai contoh rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi, menaikkan pajak dan sebagainya.

"Belanja infrastruktur itu namanya public investment, setiap Rp 1 dari investasi publik akan diikuti Rp 6-Rp 7 private investment. Kalau sekarang Rp 200 triliun (belanja infrastruktur dari APBN), paling Rp 1.000 triliun. Tapi coba kalau bisa Rp 350 triliun, bisa lebih besar," pungkas Harry. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya