Petinggi FAO Jadi Menteri Koordinator Bidang Maritim

Indroyono Soesilo mencetuskan konsep ekonomi biru dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 26 Okt 2014, 20:03 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2014, 20:03 WIB
Indroyono Soesilo
Indroyono Soesilo (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Indroyono Soesilo kini resmi mengisi jabatan sebagai Menteri koordinator Bidang maritim. Dia bakal menemani kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun tol laut dalam lima tahun ke depan.

Tak banyak pemberitaan mengenai dirinya, tapi siapa sangka pria kelahiran 27 Maret 1955 saat ini menjabat sebagai salah satu petinggi di organisasi berkelas internasional. Dia menjabat sebagai Direktur Sumberdaya Perikanan dan Aquakultur Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agricultural Organization (FAO) bermarkas di Roma, Italia.

Melihat latar belakang pendidikannya, Indroyono mendapatkan gelar Sarjana (S1) di Institusi Teknologi Bandung (ITB), lalu Pasca Sarjana (S2) di Universitas Michigan Amerika Serikat. Dia mendapatkan gelar Doktoralnya (S3) di Universitas Lowa Amerika Serikat.

Dalam perjalanan karirnya, dia pernah menjabat sebagai pegawai BPPT pada tahun 1987. Kemudian Sub Direktorat Teknologi SDA (TISDA) Matra Dirgantara BPPT tahun 1995-1997, Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplorasi Laut Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 1999, Sekretaris Menteri Koordinator dan Kesejahteraan Rakyat tahun 2008-2011.

Soal kemaritiman, dalam wawancara khusus Liputan6.com dia mengaku mencetuskan konsep ekonomi biru dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kata dia, konsep ini merupakan pengembangan dari konsep ekonomi hijau.

"Konsepnya masyarakat sebuah negara bisa mengembangkan perekonomian dengan bersahabat dan melestarikan potensi kelautannya," tuturnya.

Menurutnya, sebagian negara memiliki potensi kelautan yang besar. Seperti halnya dengan Indonesia jumlah spesies ikan mencapai 8.000 jenis dengan terumbu karang mencapai 9.000 jenis.

Dia mengatakan potensi tersebut bisa dikembangkan secara keekonomian tanpa meninggalkan prinsip pelestarian alam. Dia mencontohkan seperti yang dilakukan pemerintah mengembangkan Indonesi bagian timur. Dengan begitu bisa meningkatkan potensi dari pariwisata dan memperkenalkan potensi hasil olahan lautnya.

"Saat ini mereka sedang mengembangkan Sail Komodo," tukasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya