Mendag Yakin Target Ekspor 300% Bakal Tercapai

Indonesia masih menempati urutan 18 dengan angka US$ 1,8 miliar. Masih di bawah Vietnam yang berada di urutan ke 7.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 31 Okt 2014, 18:26 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2014, 18:26 WIB
Ilustrasi CPO 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi CPO 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku optimistis kinerja ekspor Indonesia bakal naik sebesar 300 persen sampai akhir masa pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Rachmat, target yang diberikan oleh Presiden Jokowi merupakan sebuah tantangan bagi dirinya dan juga kementerian yang dipimpinnya. "Justru itu challenge," kata dia saat berbincang dengan wartawan di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Jumat (31/10/2014).

Rasa percaya diri Rachmat beralasan, mengingat potensi ekspor masih sangat besar. Untuk ekpor mebel saja, Indonesia masih menempati urutan 18 dengan angka US$ 1,8 miliar. Masih di bawah Vietnam yang berada di urutan ke 7.

Kementerian perdagangan akan melakukan sejumlah upaya untuk mencapai target tersebut. Salah satunya adalah dengan kunjungan ke Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia. Hal itu ditunjukan untuk mengetahui fasilitas pendukung ekspor.

Dalam kunjungan tersebut, Rachmat bersama Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Menteri Koperasi dan UMKM AA Gede Ngurah Puspayoga memanggil para desainer untuk meningkatkan mutu produk.

"Kalau didorong kami semua bisa, maka saya minta Menteri Perindustrian dan Menteri Koperasi dan UMKM," tukasnya.

Sayangnya, sampai saat ini Rachmat belum mengungkapkan komoditas apa yang akan menjadi tumpuan.

Sebelumnya, Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi merevisi target ekpor sampai akhir tahun dari sebelumnya US$ 190 miliar menjadi US$ 184,3 miliar. Koreksi dilakukan mengingat harga lima komoditas utama Indonesia turun drastis.

Harga crude palm oil (CPO) turun sebanyak 21,7 persen dari sebelumnya US$ 928,1 per ton menjadi US$ 726,7 per ton dari Januari hingga September 2014.

Batu bara turun 15,46 persen dari US$ 78,6 per ton jadi US$ 66,4 per ton. Harga karet turun 28,79 persen dari US$ 2.230,30 per ton ke US$ 1.588,2 per ton.

Harga tembaga susut sebanyak 6 persen dari US$ 7.291,5 per ton jadi US$ 6.872 per ton. Sedangkan biji besi jatuh sebanyak 35 persen dari US$ 128,1 per ton ke US$ 82,4 per ton. (Amd/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya