Cadangan Minyak RI Menipis Gara-gara Kontraktor Malas Ngebor

Cadangan minyak Indonesia semakin menipis karena komitmen kontraktor kurang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Nov 2014, 16:40 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2014, 16:40 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)
Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara yang memiliki tingkat konsumsi tinggi, cadangan minyak di Indonesia juga harus dituntut terus meningkat setiap tahunnya.
 
Namun sayangnya, dalam kenyataannya di kurun waktu beberapa tahun terakhir cadangan minyak Indonesia justru terus menipis akibat belum adanya penemuan lapangan minyak dalam skala besar di Indonesia. 
 
Ironisnya, cadangan minyak Indonesia bakal habis dalam 12 tahun lagi jika tidak ada temuan baru. 
 
 "Tak ada penemuan itu juga karena beberapa perusahaan penambang yang dalam KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) itu tidak menunjukkan komitmennya," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya W Yudha di Kafe Pisa, Jakarta, Sabtu (1/11/2014).
 
Satya mencatat, dari 133 KKKS‎ yang berkomitmen melakukan pengeboran di beberapa wilayah Indonesia, tidak sampai setengahnya yang menunjukkan komitmen pengeboran.
 
Dari jumlah tersebut, dijelaskan Satya, hanya sekitar 60-an yang melaksanakan komitmennya untuk mengerjakan aktifitasnya penambangan selama tiga tahun pertama. Kemudian di tiga tahun kedua semakin menyusut hanya menjadi 33 kontraktor.
 
"Ini buktinya bahwa dari sekian KKKS itu tadi didominasi oleh para pemburu rente, ini yang harus dicatat bagi pemerintah sekarang," tegas dia.
 
Satya meminta Presiden Jokowi untuk lebih membereskan dan lebih menyeleksi‎ para kontraktor yang ingin melakukan aktifitas penambangan di Indonesia demi kemandirian bangsa. (Yas/Ndw)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya