Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara yang memiliki tingkat konsumsi tinggi, cadangan minyak di Indonesia juga harus dituntut terus meningkat setiap tahunnya.
Â
Namun sayangnya, dalam kenyataannya di kurun waktu beberapa tahun terakhir cadangan minyak Indonesia justru terus menipis akibat belum adanya penemuan lapangan minyak dalam skala besar di Indonesia.Â
Â
Ironisnya, cadangan minyak Indonesia bakal habis dalam 12 tahun lagi jika tidak ada temuan baru.Â
Â
 "Tak ada penemuan itu juga karena beberapa perusahaan penambang yang dalam KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) itu tidak menunjukkan komitmennya," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya W Yudha di Kafe Pisa, Jakarta, Sabtu (1/11/2014).
Â
Satya mencatat, dari 133 KKKS‎ yang berkomitmen melakukan pengeboran di beberapa wilayah Indonesia, tidak sampai setengahnya yang menunjukkan komitmen pengeboran.
Â
Dari jumlah tersebut, dijelaskan Satya, hanya sekitar 60-an yang melaksanakan komitmennya untuk mengerjakan aktifitasnya penambangan selama tiga tahun pertama. Kemudian di tiga tahun kedua semakin menyusut hanya menjadi 33 kontraktor.
Â
"Ini buktinya bahwa dari sekian KKKS itu tadi didominasi oleh para pemburu rente, ini yang harus dicatat bagi pemerintah sekarang," tegas dia.
Â
Satya meminta Presiden Jokowi untuk lebih membereskan dan lebih menyeleksi‎ para kontraktor yang ingin melakukan aktifitas penambangan di Indonesia demi kemandirian bangsa. (Yas/Ndw)