Karawang Sebagai Lumbung Padi Bakal Jadi Mitos

Menteri PPN, Andrinof Chaniago sebut perlu abaikan ego dan konflik sektoral bila lahan baik untuk pertanian.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Nov 2014, 10:30 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2014, 10:30 WIB
kering
Sawah yang mengering akibat kekeringan (Antara)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyatakan, Jawa Barat (Jabar) merupakan salah satu wilayah yang perlu mendapat perhatian terkait penataannya. Mulai dari persoalan tata lahan sampai kepada sektor pertanian.

"Tata lahan, kualitas lingkungan, pemenuhan kebutuhan pelayanan publik, transportasi, air bersih, dan sektor pertanian jadi tantangan berat Jabar sehingga butuh pemimpin yang bekerja cepat," tegas Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof A Chaniago di Bandung, seperti ditulis Minggu (16/11/2014).

Dia menyoroti, masalah penurunan Produk Domestik Bruto dari sektor pertanian di Jabar dari 16 persen menjadi tinggal 6 persen sejak 2 tahun lalu. Padahal di wilayah ini, banyak sentra pertanian termasuk daerah Karawang yang disebut-sebut sebagai lumbung padi Jabar.

"Legendanya Karawang itu lumbung padi Jabar, tapi itu hanya akan menjadi mitos karena terbukti pendapatan berkurang karena alih fungsi lahan dan produktifitas menurun," jelasnya.

Andrinof menilai, penyebabnya karena tingkat pencemaran air atau irigasi semakin tinggi terutama dari Sungai Citarum, yakni sungai paling tercemar di dunia.

"Jadi kita butuh paradigma dan pendekatan baru. Salah satunya dengan mempercepat pembukaan lahan-lahan pertanian baru dan mendengungkan kedaulatan pangan," kata dia.

Ironisnya, sambung dia, banyak lahan pertanian produktif di Pulau Jawa dibinasakan atau dialih fungsikan. Padahal lahan pertanian di Pulau Jawa tiga kali lipat paling subur dibanding luar Pulau Jawa.

"Kalau sebuah tempat atau lahan itu baik untuk pertanian, kenapa malah dibangun bandara. Jadi penting untuk mengabaikan ego dan konflik sektoral supaya meningkatkan agregat sektor pertanian," tandas Andrinof. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya