Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengingatkan agar pemerintah dapat memperhatikan penyesuaian tarif angkutan dalam kota dalam rangka pengendalian inflasi paska kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi pada pertengahan November 2014 lalu.
Gubernur BI, Agus Martowardojo memperkirakan, dampak kenaikan harga BBM subsidi akan berlangsung tiga bulan. Puncak inflasi akibat penyesuaian harga BBM subsidi bakal terjadi di Desember ini.
"Dampak inflasinya tiga bulan dan setelah itu lebih rendah. Puncaknya di Desember 2 persen hingga 2,2 persen, setelah itu di Januari rendah," ungkap dia di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (1/12/2014).
Lebih jauh, dampak kenaikan harga BBM subsidi sudah masuk putaran pertama. Sedangkan pada putaran kedua dan ketiga biasanya lebih karena volatilitas harga bahan pangan. Pemerintah, diimbau BI, dapat menjaga stabilitas harga pangan dan transportasi. "Keduanya secara historis selalu memberikan tekanan pada inflasi kita," ucapnya.
BI, telah merespons dua bulan sebelum kenaikan harga BBM untuk menekan ekspektasi inflasi akibat kebijakan tersebut. Pasalnya masyarakat di tingkat konsumen maupun pedagang eceran memperkirakan akan ada kenaikan inflasi.
"Jadi saat penyesuaian harga BBM subsidi, inflasi bisa tetap terkendali. Paling utama, kami ingin mematahkan ekspektasi inflasi supaya tidak tinggi karena lebih susah kalau belakangan," papar dia.
Di samping itu, Agus pun berusaha untuk menjaga transaksi berjalan menuju ke arah yang lebih sehat antara minus 2,5 persen sampai minus 3 persen dari GDP.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, realisasi inflasi November 2014 sebesar 1,5 persen lebih tinggi dari perkiraan BI.
"Tapi masih dalam range. Kalau nanti di Desember bisa lebih terkendali jika bisa mengendalikan kenaikan tarif angkutan dalam kotanya. Ini yang harus dicermati, karena di seluruh daerah sudah ada keputusan atau belum mengenai ini," pungkas dia.(Fik/Gdn)
BI Minta Pemerintah Jaga Tarif Angkutan Demi Jaga Inflasi
BI, telah merespons dua bulan sebelum kenaikan harga BBM untuk menekan ekspektasi inflasi akibat kebijakan tersebut.
diperbarui 01 Des 2014, 20:05 WIBDiterbitkan 01 Des 2014, 20:05 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Putra-Putra Mbah Moen Senang saat Ayahnya Wafat, Kenapa? Gus Baha Ungkap Hal Ini
Menteri KP Ungkap Kegiatan Reklamasi Ilegal di Dekat Pulau Pari
La Galigo, Sastra Bugis yang Mengungguli Panjang Naskah Mahabharata
Ini Alasan Mengapa Bumi Tak Berputar Genap 24 Jam
Amalan Pendek Jumat Terakhir Rajab, Khasiatnya Rezeki Lancar Sepanjang Tahun Kata Habib Novel
Timnas Indonesia Punya Jersey Home Baru, Intip 3 Perbedaannya Dibanding Versi Lama
Prabowo Kucurkan Rp 48,8 Triliun, IKN Nusantara Kembali jadi Prioritas?
Tari Pangngadakkang, Warisan Seni Asal Makassar Penuh Nilai Kehidupan
HUT Megawati di Tengah Harapan Pertemuan dengan Prabowo
Perang Bintang di Kudus, 112 Pesepakbola Incar Juara MilkLife Soccer Challenge All-Stars 2025
BUMN Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan RI, Simak Caranya
Mensesneg Sebut Konsep Baru PPDB Diputuskan Prabowo, Sistem Zonasi Tidak Dihapus