Pemerintah Imbau Agar Kalangan Mampu Tak Gunakan Elpiji 3 Kg

JK menjelaskan bagi kalangan mampu, tentu tidak efisien bila memakai elpiji 3 kg, karena pemakaiannya akan lebih cepat habis.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 07 Jan 2015, 13:14 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2015, 13:14 WIB
Elpiji
(FOTO: Antara/Adeng Bustomi)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga elpiji non subsidi 12 kilogram (kg) sebesar Rp 1.500 atau Rp 18 ribu per tabung, membuat masyarakat beralih menggunakan elpiji subsidi Rp 3 kg.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengimbau agar masyarakat yang mampu tidak membeli elpiji 3 kg karena elpiji jenis tersebut merupakan elpiji subsidi. "Masyarakat yang mampu, kelewatan kalau dia pakai yang 3 kg," tegas JK di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (7/1/2015).

JK menjelaskan bagi kalangan mampu, tentu tidak efisien bila memakai elpiji 3 kg, karena pemakaiannya akan lebih cepat habis. Ia pun meminta dengan sangat agar keluarga mampu jangan mengambil hak yang kurang mampu.

"Biasanya pemakaian mereka banyak, cepat ganti-gantinya dong, tidak efisien, yang keluarga mampu biasanya memakai 12 kg ya. Kasih kesempatan lah rakyat yang kurang mampu, jangan ikutan memakai," katanya.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil juga menambahkan kenaikan elpiji non subsidi sudah mencapai harga keekonomian. Ia juga memprediksi di masa mendatang bila ada kenaikan tidak akan banyak, karena sudah mencapai harga keekonomian tersebut.

"Sehingga kalau di masa yang akan datang, jika ada perubahan tinggal perubahan Rp 100, Rp 200," ujar Sofyan.

Sofyan juga menjelaskan masyarakat harus mulai terbiasa tidak disubsidi oleh pemerintah. Ia menuturkan harga-harga saat ini sudah harus mengikuti proses tarik menarik permintaan dan penawaran pasar.

Fenomena yang terjadi di masyarakat, lanjut Sofyan, akibat masyarakat belum terbiasa. "Sebenernya karena kita tidak terbiasa saja, lama sekali kita tahan. Akibatnya kalau ada penyesuaian, kok tiba-tiba naik harga. Tapi kalau sudah nanti misalnya naik-turun hal yang biasa. Hidup itu kan begitu ada kala naik, ada kala turun," tandas Sofyan. (Silvanus Alvin/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya