Tak Menguntungkan, Luas Kebun Tebu RI Kian Menyusut

Harga lelang gula ditingkat petani yang belum mengalami perbaikan pada tahun ini akan membuat luas areal tanam tebu semakin menyusut

oleh Septian Deny diperbarui 13 Jan 2015, 15:10 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2015, 15:10 WIB
Kebun Tebu
Kebun Tebu

Liputan6.com, Jakarta - Harga lelang gula ditingkat petani yang diperkirakan belum mengalami perbaikan pada tahun ini dinilai akan membuat luas areal tanam tebu mengalami penurunan.

Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Yadi Yusriyadi mengatakan hal ini karena animo petani untuk menanam tebu semakin berkurang sehingga luar lahan yang ditanami tebu semakin berkurang.

"Ini diperkirakan akan menurun karena kurangnya animo petani. Padahal areal tebu milik petani itu 70 persen dari total areal yang ada," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Gula Negara, Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Dia menjelaskan, pada 2014 luas areal tanaman tebu mencapai 476 ribu hektar (ha). Dan tahun ini areal tersebut akan mengalami penurunan sekitar 3,4 persen atau menjadi sekitar 460 ribu ha.

"Begitu harga gula masih seperti ini, sebagian petani yang tidak produktif karena tanaman tebunya sudah dibongkar untuk komoditas non-gula," kata dia.

Dari jumlah tersebut, Pulau Jawa masi mendominasi areal tanam tebu yaitu sekitar 312 ha dimana sebagian besarnya dimiliki oleh petani. Oleh sebab itu, Yadi meminta agar pemerintah mengambil langkah untuk memperbaiki harga lelang gula agar para petani kembali bergairah untuk menanam.

"Jadi luas areal sekarang, 312 ribu ha itu ada di Jawa dan 90 persennya areal milik petani. Diluar Jawa sebagian juga ada milik petani," tandasnya.

Seperti diketahui, harga gula lelang dan harga eceran gula di pasar dalam negeri pada tahun lalu terus mengalami penurunan meski harga patokan petani (HPP) yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah ditingkatkan menjadi Rp 8.500 per kg.

Pada Januari 2014, harga lelang sempat mencapai Rp 8.629 per kg namun terus mengalami penurunan hingga pada kisaran Rp 8.025 per kg. Bahkan, dengan tingginya stok yang sempat mencapai 1,5 juta ton pada pada November-Desember lalu membuat harga lelang terus tertekan. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya