Liputan6.com, Jakarta Industri keramik di Indonesia terus melakukan berbagai inovasi. Salah satunya PT Keramindo Megah Pertiwi yang menduduki posisi lima besar dunia. Perusahaan melakukan inovasi produk dengan menghadirkan teknologi genteng flat dan atap bernafas.
Dua produk berteknologi tinggi ini dihadirkan sejak model rumah minimalis menjadi tren awal tahun 2000. Kini, penggunaan penutup atap model datar (flat) kian popular.
Elisa Sinaga, Factory Manager PT Keramindo Megah Pertiwi, mengatakan, genteng flat saat ini sudah merupakan tuntutan desain. Selama ini, hanya genteng beton yang bisa merespon dengan cepat karena proses produksinya lebih sederhana. "Kita terus berinovasi dan sekarang kita sudah dapat memproduksi,” ujar Elisa, Sabtu (21/3/2015).
Menurut Elisa, dengan hadirnya Kanmuri Full Flat, kelemahan yang selama ini ada pada genteng beton flat sudah dapat diatasi. Untuk iklim Indonesia genteng keramik dinilai lebih cocok karena dapat meredam panas sehingga penggunaan pendingin ruangan bisa diminimalkan, porositas sangat rendah, dan tidak akan berlumut.
Kekuatan genteng ini, tambah Elisa, didapatkan karena diproduksi dengan sistem serba otomatis terkomputerisasi sehingga menjamin konsistensi bentuk, mutu, dan kekuatan.
Selain itu, pembakaran dilakukan hingga temperatur 1.100 derajat Celcius, sehingga material glazur (pewarna) dan tanah liat sampai pada fase rekatan yang stabil, menghasilkan warna yang permanen hingga puluhan tahun.
"Sehingga, genteng tidak akan retak, tidak bocor, warna tidak pudar, kuat dan tahan lama karena tidak memiliki pori-pori, tidak menyerap air yang sering membuat genteng cepat rusak,” kata Elisa.
Kenmuri juga memperkenalkan sistem Cement Free yang dapat membuat atap bernapas. Umumnya, area karpus nok menggunakan material semen mudah retak, bocor, kotor dan sulit dibersihkan.
Dengan sistem ini hanya memerlukan komponen tambahan yaitu Ridge tree , Ridge Beam di bawah nok dan tidak memerlukan adukan semen lagi sehingga pemasangan mudah dan cepat serta hemat biaya, waktu dan tenaga.
“Udara dapat keluar masuk melalui rongga di bawah nok, jadi panas yang ada di dalam atap seperti loteng, plafon dapat dialirkan keluar lewat celah-celah tersebut. Keberadaan sirkulasi di loteng juga menyehatkan Anda dan keluarga.” kata Elisa.
Ia menjelaskan, pada prinsipnya, membeli genteng adalah keputusan satu kali untuk jangka waktu yang sangat lama. Keputusan yang salah tentu akan mengakibatkan biaya yang jauh lebih besar untuk memperbaikinya. (Nrm)
Perusahaan Ini Hadirkan Produk Inovasi Genteng
Dengan hadirnya Kanmuri Full Flat, kelemahan yang selama ini ada pada genteng beton flat sudah dapat diatasi.
diperbarui 20 Mar 2015, 18:12 WIBDiterbitkan 20 Mar 2015, 18:12 WIB
Dengan hadirnya Kanmuri Full Flat, kelemahan yang selama ini ada pada genteng beton flat sudah dapat diatasi.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Harga Samsung Galaxy S25, Galaxy S25 Plus, dan Galaxy S25 Ultra di Indonesia
Samsung Galaxy S25, Galaxy S25 Plus, dan Galaxy S25 Ultra Resmi Meluncur
Sejarah Tradisi Hajat Laut, Sebuah Warisan Budaya Nelayan di Pangandaran
Retreat Kepala Daerah Akan Digelar di Magelang, Dibagi dalam 3 Gelombang
Mengenal Asteroid yang Akan Jadi 'Sahabat Sementara' Bumi
Kebijakan Harga Gas Murah Dongkrak Pendapatan Pajak
Hidup Serba Sulit hingga Dirundung Kegelapan, Buya Yahya Bagikan Istighfar Ini Agar Bisa Terang Benderang
Lebih Cepat, Prabowo Setop Impor 3 Komoditas Penting Ini akhir 2025
Menteri Andi Agtas Siapkan Daftar Inventarisasi Masalah RUU Minerba
4 Pemain Timnas Indonesia yang Bersinar di Eropa Pekan Ini: dari Marselino Fedinan hingga Eliano Reijnders
Waspada, Jakarta Masih Rawan Kebakaran
Donald Trump Putuskan AS Keluar dari WHO, Apa Dampaknya pada Kesehatan Global?