RI Tingkatkan Hubungan Dagang dengan Afrika Selatan

Pertemuan memanfaatkan ajang World Economic Forum ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Apr 2015, 10:03 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2015, 10:03 WIB
Ilustrasi World Economic Forum (Foto: Reuters)
Ilustrasi World Economic Forum (Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari pertama pelaksanaan World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) ke-24 di Jakarta, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat negara dan petinggi perusahaan untuk membicarakan bekerja sama perdagangan secara intens.

Menurut Rachmat, pertemuan ini yang memanfaatkan ajang World Economic Forum ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional.

"Pertemuan bilateral ini penting untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke depan," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti Selasa (21/4/2015).

Pertemuan bilateral pertama dilakukan dengan Menteri Perdagangan Afrika Selatan (Afsel) Rob Davies. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk segera melaksanakan pertemuan ketiga Joint Trade Comittee (JTC).

Dalam JTC, nantinya kedua Mendag sepakat untuk membahas Standar Nasional Indonesia (SNI), kerja sama akses pasar, zona ekonomi spesial, serta peningkatan kapasitas UKM, khususnya desain perhiasan, pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA), serta isu regional dan multilateral.

"Melalui JTC, saya yakin dan berharap Afsel dapat menjadi pintu masuk pemasaran produk-produk Indonesia ke negara Afrika lainnya," lanjut dia.

Rachmat menjelaskan saat ini neraca perdagangan Indonesia terhadap Afrika Selatan mengalami surplus sebesar US$ 923 juta. Nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut mencapai US$ 1,4 miliar. Sedangkan impornya hanya US$ 477 juta.

Ekspor utama Indonesia adalah kelapa sawit, karet alam, perhiasan, dan kendaraan bermotor. Sementara itu, produk-produk yang diimpor dari Afsel antara lain kayu, pulp kayu, gula, kapas. Sedangkan investasi Afrika Selatan di Indonesia mencapai US$ 500 ribu, utamanya di sektor jasa.

Pertemuan lain dilakukan dengan Menteri Pertanian Vietnam Cao Duc Phat. Rachmat fokus membahas cara mengangkat harga karet dan kopi di pasar dunia yang saat ini sedang jatuh.

Rachmat optimis bahwa pembicaraan ini dapat menaikkan harga karet dan kopi di perdagangan dunia. Untuk itu, diskusi ini akan melibatkan Thailand dan Malaysia sebagai negara penghasil karet dan kopi. Kedua negara ini turut merasakan imbas dari penuruan harga kedua komoditas tersebut.

Khusus untuk komoditas karet, Mendag dengan Mentan Vietnam sepakat untuk membentuk task force, sehingga penetapan harga karet dunia dapat ditentukan oleh para produsen.

Sedangkan untuk kerja sama kopi, kedua Menteri sepakat untuk melakukan kerja sama peningkatan produksi dan produktivitas kopi spesifikasi kedua negara dan manajemen suplai untuk menjaga stabilitas harga kopi. (Dny/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya