Liputan6.com, Singapura - Mengawali pekan ini, harga emas mencatatkan kenaikan tertinggi dalam tujuh minggu. Hal itu didukung oleh dolar Amerika Serikat (AS) melemah seiring harapan kalau bank sentral AS atau The Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga pada 2015.
Harga emas di pasar spot sedikit berubah ke level US$ 1.157,70 per ounce, setelah naik 1,6 persen pada sesi sebelumnya. Sementara itu, dolar AS ditutup melemah mendekati level rendah dalam tiga minggu.
Baca Juga
Aktivitas perdagangan emas di Asia cenderung tipis dari biasanya seiring Jepang libur nasional. Selain itu, pasar keuangan AS juga akan libur di awal pekan. Akan tetapi, investor tertarik untuk data AS seperti inflasi, penjualan ritel dan produksi industri pada pekan ini.
Advertisement
"Kami tidak berharap data ekonomi AS menjadi sangat optimis. Sehingga dolar AS dapat tertekan, dan ini dapat mendorong emas lebih tinggi hingga ke level US$ 1.180," ujar Howie Lee, Analis Philip Futures seperti dikutip dari laman Reuters.
Hal senada disebutkan dalam riset www.fortisasiafutures.com yang dikutip Senin (12/10/2015). Dalam riset itu menyebutkan kalau harga emas naik lebih tinggi pada perdagangan Jumat pekan lalu, setelah bank sentral AS memberikan sinyal penundaan kenaikan suku bunga.Ini menyebabkan dolar AS melemah.
Pada notulensi pertemuan bank sentral AS pada September 2015 menunjukkan kalau pembuat kebijakan masih melihat tingkat inflasi dalam negeri dan dampak pertumbuhan global yang lemah ketika memutuskan untuk untuk menaikkan suku bunga.
"Hari ini pada chart harian, emas terpantau bergerak naik, dan masih bergulir di atas MA 20 dan 50. Logam ini cenderung menguat. Stochastic masih berada di area beli. Resistance dan support berada di level 1.170,10-1.125,30," tulis riset tersebut.
Pasar Keuangan
Di pasar keuangan, mata uang Euro masih cenderung naik bila dilihat dari chart harian. "Harga masih bergulir di atas MA 20 dan 50. Stochastic saat ini mulai berada di area beli. Resistance dan support berada di harga 1.1460-1.1200," tulis riset itu.
Sedangkan gerak mata uang poundsterling cenderung datar, dan masih berada di area jual. Hal itu berbeda dengan mata uang dolar Australia yang bergerak naik. "Mata uang ini masih cenderung bergerak naik dan masih bergulir di atas MA 20 dan 50. Stockhastic masih berada di area beli. Resistance dan support berada di harga 0.7440-0.7100," tulis riset itu. (Ahm/Igw)