Top 5 Bisnis: Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Jadi Sorotan

Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan tahun depan paling banyak dibaca oleh pengunjung Liputan6.com

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 21 Nov 2015, 10:53 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2015, 10:53 WIB
Ilustrasi BPJS Kesehatan
Ilustrasi BPJS Kesehatan

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan diperkirakan masih akan mengalami ketidakseimbangan antara jumlah iuran dan jumlah klaim pada tahun depan. Pada tahun ini, jumlah klaim yang masuk lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah iuran yang masuk.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fahmi Idris menjelaskan, untuk memecahkan masalah ketidakseimbangan antara iuran dan klaim tersebut, perusahaan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat aturan untuk menaikkan jumlah iuran pada 2016 nanti.

"Tadi kami sudah diskusikan, tapi estimasi dulu, dihitung, kemudian dilihat bagaimana kemampuan masyarakat, kemudian kami harus siapkan semua data dengan baik. Pastinya kami tidak akan menganggu kelas III, yang kami bicarakan untuk kelas I dan II," kata Fahmi Idris di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (20/11/2015).

Berikut adalah petikan artikel paling banyak dibaca pada kanal bisnis Liputan6.co, edisi Jumat (20/11/2015). Mau tahu artikel mana saja yang paling populer kemarin, berikut daftarnya dan klik tautan judul untuk membaca berita selengkapnya.


1. Cegah Kerugian, BPJS Kesehatan Bakal Naikkan Iuran Tahun Depan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan diperkirakan masih akan mengalami ketidakseimbangan antara jumlah iuran dan jumlah klaim pada tahun depan. Pada tahun ini, jumlah klaim yang masuk lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah iuran yang masuk.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fahmi Idris menjelaskan, untuk memecahkan masalah ketidakseimbangan antara iuran dan klaim tersebut, perusahaan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat aturan untuk menaikkan jumlah iuran pada 2016 nanti.

"Tadi kami sudah diskusikan, tapi estimasi dulu, dihitung, kemudian dilihat bagaimana kemampuan masyarakat, kemudian kami harus siapkan semua data dengan baik. Pastinya kami tidak akan menganggu kelas III, yang kami bicarakan untuk kelas I dan II," kata Fahmi Idris di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (20/11/2015).

2. Data Teranyar! Cek Daftar Kenaikan UMP 2016 di 28 Provinsi

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat sebanyak 28 provinsi telah menetapkan upah minimum provinsi (UMP) 2016.

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) dan Jaminan Sosial (Jamsos) Kemnaker, Haiyani Rumondang mengatakan, setelah melakukan perhitungan di provinsi masing-masing, sebanyak 28 kepala daerah telah menetapkan UMP 2016.

"Per tadi malam sudah ada 28 provinsi yang telah menetapkan UMP-nya," ujarnya di Jakarta, Jumat (20/11/2015).

3. 5 Provinsi dengan Kenaikan UMP 2016 Tertinggi di RI

Sebanyak 28 provinsi telah menetapkan upah minimum provinsi (UMP) 2016. Kenaikan upah tersebut berkisar Rp 105.000 hingga Rp 400.000.

Berdasarkan data yang diperoleh oleh Liputan6.com dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), rata-rata kenaikan dari provinsi-pronvinsi yang telah menetapkan UMP tersebut sebesar Rp 280.000.

Namun, provinsi mana yang menetapkan kenaikan upah minimum paling besar pada tahun depan?


4. 5 Barang Super Mahal yang Tak Sanggup Dibeli Orang Kaya

Orang kaya sering diasosiasikan dengan kemampuan mereka untuk membeli berbagai barang mewah. Mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti makan di restoran ternama hingga barang super mewah: rumah besar dan jet pribadi.

Akan tetapi tahukah Anda ternyata ada beberapa barang mewah yang sangat mahal sehingga orang kaya pun akan berpikir sebelum membelinya. Apa saja hal barang-barang tersebut? Berikut daftarnya seperti dilansir dari TheRichest.com, Jumat (20/11/2015):

5. Ingin Kerja Makin Produktif? Dengarkan Musik Ini

Manusia sepertinya secara alami kecanduan musik. Saat merasa sedih, Apakah Anda mendengarkan musik? Ataukah saat Anda merayakan sesuatu Anda mendengarkan musik favorit Anda?

Sebuah penelitian kecil yang dilakukan kepada 47 mahasiswa, di mana mereka mendengarkan potongan dari 'Tchaikovsky Symphony No 4' untuk stimulus semangat dan 'Mahler's Symphony No 6' untuk stimulus penenang).

Respons mahasiswa tersebut saat mendengarkan potongan lagu 'Tchaikovsky Symphony No 4' merasa lebih semangat. Sementara saat mendengarkan 'Mahler's Symphony No 6' mereka merasa lebih santai.

Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa musik favorit seseorang dari genre musik apa pun, akan menurunkan ketegangan orang tersebut. Genre musik lebih mempengaruhi respons emosional.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya