Liputan6.com, Jakarta - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berlangsung sejak 2 tahun terakhir dinilai bukan hanya memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat tetapi juga pada kegiatan dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPJS Kesehatan Tono Rustiano mengatakan, setidaknya program JKN ini telah berkontribusi pada ekonomi di dalam negeri dengan perputaran uang sebesar Rp 18,9 triliun.
"Program ini bukan sebenarnya hanya pos, tetapi juga memberikan manfaat untuk pertumbuhan ekonomi. Ada kontribusi pertumbuhan ekonomi di Indonesia yakni Rp 18,6 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Dia memaparkan, dari sisi pelayanan, program JKN melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) telah memberikan layanan mulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) hingga rawat inap bagi para pemegang KIS.
Baca Juga
"Manfaat bagi pelayanan besar sekali, baik 2014 maupun 2015 itu menunjukkan bahwa pemanfaatan di FKTP, rumah sakit, maupun rawat inap menunjukkan pertumbuhan. Yang artinya masyarakat menerima pelayanan ini dengan baik. Dan ini menegaskan bahwa masyarakat terjamin dan kita harapkan menjadi lebih produktif," jelas dia.
Sementara dari sisi ekonomi, adanya program ini, lanjut tono, memberikan kontribusi dengan adanya lapangan kerja, pertumbuhan industri obat-obatan dan pembangunan infrastrukur seperti rumah sakit.
"Untuk pertumbuhan kesehatan sendiri, kemudian untuk obat-obatan, lapangan kerja, maupun kontruksi rumah sakit sebesar Rp 8,36 triliun. Dari sisi dorongan terhadap SDM, artinya ketika dibayarkan dan pembayaran pelayanan pada rumah sakit juga memberi lapangan kerja bagi tenaga kesehatan," tandas dia. (Dny/Nrm)