Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung ekspansi perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance, repair and overhaul/MRO).
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, langkah tersebut efektif dalam membuka lapangan kerja, transfer pengetahuan dan teknologi serta membuka peluang bagi berkembangnya industri komponen pesawat udara.
"Ekspansi seperti itu merupakan langkah cerdas dan strategis. Karena selain menguntungkan bagi perusahaan terkait, juga menciptakan pasar bagi komponen pesawat Indonesia untuk masuk memasok kebutuhan suku cadang," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Advertisement
Â
Baca Juga
Dia menjelaskan, saat ini pengembangan industri MRO di Indonesia memiliki momentum yang tepat di tengah bisnis jasa transportasi udara. Perusahaan penerbangan baik domestik dan asing kian agresif beroperasi di Indonesia. Selain itu sumber daya manusia (SDM) lokal juga sudah mumpuni melayani kebutuhan perawatan pesawat.
"Beberapa perusahaan MRO kita sudah siap ekspansi seperti Garuda Indonesia melalui anak usahanya GMF AeroAsia dan Lion group. Industri MRO di Bintan sedang dikembangkan oleh PT Bintan Aviation Investment yang akan bekerjasama dengan GMF. Pemilihan lokasi ini tepat karena dekat dengan Singapura dan kawasan itu merupakan sumbu lalu lintas udara. Pasarnya ada di situ," jelasnya.
Pemerintah, lanjut Saleh, juga mendorong pengembangan industri MRO dan komponen melalui insentif fiskal dan non fiskal. Diharapkan, rangsangan itu memacu investasi dan mempercepat realisasi pembangunan fasilitas perawatan pesawat.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan menambahkan, industri transportasi udara di Indonesia kian maju karena pada dasarnya Indonesia terbagi menjadi ribuan pulau. Salah satu akses yang baik adalah melalui transportasi udara.
"Langkah GMF dan perusahaan lain, termasuk produsen komponen membuat kita semakin percaya diri bahwa kita mampu memenuhi kebutuhan industri transportasi udara," ungkapnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya potensi pasar bisnis perawatan pesawat di Indonesia sangat besar. Sebagai gambaran, sekitar 60 persen perawatan pesawat komersial yg beroperasi di Indonesia dilakukan di luar negeri.
"Industri perawatan pesawat juga merupakan industri padat modal dan padat karya dengan tenaga-tenaga kerja dengan keterampilan khusus," tandasnya. (Dny/Zul)