Jokowi Ingin Tiap Tahun Ada Rekor Penerimaan Pajak

Presiden Jokowi menuturkan penerimaan pajak di Indonesia masih kecil sekali.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 03 Mar 2016, 20:38 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2016, 20:38 WIB
20160303-Kereta-ARS-Medan-Jokowi-Setpres
Presiden Joko Widodo didampingi oleh Pjs.Gubernur Sumatra Utara, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri PU-PR Basuki Hadimuljono saat tiba di bandara Kualanamu Medan (3/3). (Setpres/Agus Suparto)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menegaskan di bawah kepemimpinannya, harus ada rekor penerimaan pajak tiap tahun. Ia yakin hal itu bisa tercapai, apalagi pembayaran pajak telah ditunjang dengan sistem online.

"Ya kami ingin setiap tahun ada kenaikan penerimaan negara baik pajak atau non pajak," tegas Jokowi, di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Sumatera Selatan, Kamis (3/3/2016).

Jokowi menuturkan penerimaan pajak di Indonesia masih kecil sekali. Ia mengatakan masih banyak ruang yang bisa efisien untuk menambah APBN.

"Memang kita masih kecil sekali rasio dan tax rasio kita masih 11 persen. Jadi masih ada ruang dinaikkan baik pribadi, PPn badan ruang itu yang ingin kita kerjakan, perlu diekstensifikasi," tandas Jokowi.

Untuk mengajak masyarakat, Jokowi pun mencontohkan pengisian SPT PPH online. Ia pun sempat salah memasukkan pasword 3 kali. Tapi, pada akhirnya, ia berhasil menyelesaikan.

Untuk diketahui, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan telah mengumpulkan penerimaan pajak lebih dari Rp 1.000 triliun hingga 25 Desember 2015. Pencapaian tersebut merupakan prestasi bagi Ditjen Pajak karena berhasil mencetak rekor pertama kali dalam sejarah Indonesia. Pemerintah sendiri sebenarnya mematok target penerimaan pajak tahun ini Rp 1.294,5 triliun

Penerimaan pajak yang tembus lebih dari Rp 1.000 triliun berasal seluruh sumber pungutan baik Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Penjualan (PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya