Liputan6.com, New York - Harga emas dunia turun lebih dari 1 persen di akhir pekan ini, dipicu penguatan dolar terhadap yen dan euro, yang menempatkan logam mulia berada pada jalur kerugian mingguan kedua berturut-turut.
Harga emas turun 1,3 persen menjadi US$ 1.232,66 per ounce, di bawah posisi tertinggi dalam lima minggu pada Kamis yang sebesar US$ 1.270,10 per ounce. Sementara harga kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun 1,6 persen menjadi US$ 1.230 per ounce.
Dolar menguat 2 persen terhadap yen dipicu spekulasi Bank of Japan yang sedang mempertimbangkan untuk menerapkan tarif negatif terkait program pinjaman untuk lembaga keuangan.
"Setelah lima minggu, harga emas pada kemarin dan hari ini mengalah pada kekuatan dolar terhadap yen dan euro," kata Kepala Analis ActivTrades Carlo Alberto de Casa melansir laman Reuters, Sabtu (23/4/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Menurut dia, harga emas bagaimanapun tetap dalam jangkauan dan posisi yang berada di bawah US$ 1.225 akan menempatkan tekanan jual tambahan.
Goldman Sachs mempertahankan pandangannya jika emas dan komoditas lainnya akan bearish, dan menegaskan kembali rekomendasi untuk logam mulia ini.
Advertisement
"Kami terus berharap bahwa penguatan pasar tenaga kerja AS akan memaksa The Fed untuk menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini, yang akan menyebabkan dolar menguat dan meningkat secara bertahap dalam tarif riil AS, serta mendorong harga emas turun," kata analis Goldman dalam sebuah catatan.
Rencananya Federal Reserve AS akan menggelar pertemuan untuk membahas kebijakannya selema dua hari pada 26-27 April pekan depan.(Nrm/Ndw)