Liputan6.com, Jakarta Harga emas memangkas kenaikan sebelumnya pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga emas dunia tertekan oleh menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil Treasury setelah meningkatnya lowongan pekerjaan di AS mengisyaratkan berkurangnya kemungkinan pemangkasan suku bunga besar-besaran oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Dikutip dari CNBC, Rabu (8/1/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,5% menjadi USD 2.647,59 per ons, setelah naik sebanyak 1% di awal sesi perdagangan. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,6% menjadi USD 2.662,60.
Advertisement
Baca Juga
“Lowongan pekerjaan yang lebih banyak dari perkiraan bersama dengan ISM jasa yang kuat menunjukkan bahwa ekonomi kuat, tetapi masih ada ancaman inflasi yang akan membuat Fed menahan suku bunga mungkin hingga Maret,” kata Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Zaner Metals, Peter Grant.
Advertisement
Kurs dolar AS bangkit dari level terendah satu minggu menyusul data yang menunjukkan pasar kerja yang stabil dan sektor jasa yang tetap kuat, menunjukkan bahwa Fed kemungkinan akan memperlambat laju siklus pemotongan suku bunganya.
Lowongan Pekerjaan di AS
Data menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di AS meningkat secara tak terduga pada bulan November, meskipun perekrutan melambat.
Lowongan pekerjaan naik 259.000 menjadi 8,098 juta pada hari terakhir November.
Ketidakpastian seputar kebijakan tarif menjelang pelantikan Presiden AS Donald Trump pada 20 Januari telah memicu kekhawatiran tentang langkah masa depan kebijakan AS.
Para investor telah memperkirakan skenario di mana tarif yang diusulkan dapat mengobarkan inflasi AS, membatasi kemampuan Fed untuk memangkas suku bunga dan dengan demikian menekan harga emas.
Emas Batangan
Meskipun emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang tinggi mengurangi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Pedagang menunggu laporan pekerjaan AS hari Jumat untuk petunjuk kebijakan, bersama dengan ketenagakerjaan ADP dan risalah dari pertemuan Fed bulan Desember pada hari Rabu.
Sementara itu, bank sentral China menambahkan emas ke cadangannya pada bulan Desember untuk bulan kedua berturut-turut, data resmi menunjukkan.
“(Pembelian China) merupakan perkembangan yang kemungkinan akan terus memberikan dukungan terhadap harga logam mulia,” kata Ricardo Evangelista, analis senior di ActivTrades.
Advertisement
Harga Emas Tunjukkan Tren Bullish, Tengok Analisisnya
Sebelumnya, harga emas dunia menunjukkan pergerakan fluktuatif di awal minggu perdagangan pertama 2025. Pada Senin kemarin, harga emas sempat melemah hingga USD 2.626 setelah lonjakan signifikan yang terjadi di awal tahun. Namun, pada Selasa jari ini, harga kembali melonjak ke USD 2.640.
Pendorong kenaikan harga emas hari ini didorong oleh sentimen geopolitik dan prospek tarif impor universal yang sedang dipertimbangkan Presiden terpilih Donald Trump.
Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, secara teknikal, berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish kembali terbentuk pada harga emas. Proyeksi pergerakan harga hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga USD 2.645.
"Namun, jika harga mengalami pembalikan arah (reversal), target penurunan terdekat berada di USD 2.622," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (7/1/2025).
Indikator Moving Average menunjukkan sinyal positif, mengindikasikan bahwa pembeli masih mendominasi pasar emas. Namun, kondisi ini tetap rentan terhadap fluktuasi akibat dinamika berita geopolitik dan rilis data ekonomi mendatang.
Sentimen pasar emas dipengaruhi oleh berbagai berita penting. Salah satu penggerak utama adalah laporan dari Washington Post yang menyebutkan bahwa Presiden terpilih Donald Trump sedang mempertimbangkan tarif universal untuk barang-barang impor penting. Kebijakan ini berpotensi menambah ketidakpastian ekonomi global dan memicu lonjakan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas.
Selain itu, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menarik perhatian setelah memutuskan untuk bertemu Donald Trump secara independen, menunjukkan perpecahan dalam sikap bersama Uni Eropa. Di sisi lain, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dikabarkan akan mengundurkan diri pekan ini, menambah dinamika politik yang memengaruhi pasar.
Suku Bunga Fed
Pasar emas juga tengah menantikan data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang akan dirilis pada Jumat. Data ini menjadi acuan penting bagi Federal Reserve untuk menentukan arah kebijakan moneternya.
Saat ini, CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas rendah (10%) akan adanya penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Januari. Namun, ketidakpastian tetap tinggi, terutama menjelang pelantikan Donald Trump pada 20 Januari.
Imbal hasil obligasi AS 10-tahun, yang sempat mencapai 4,639% minggu lalu, turun ke level 4,62% pada Senin. Penurunan imbal hasil ini memberikan sedikit dukungan bagi harga emas. Namun, ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed yang tetap bergantung pada data memberikan tekanan pada pergerakan emas jangka pendek.
Advertisement