Subsidi Listrik Dicabut, PLN Untung?

Saat ini tarif listrik untuk golongan Tegangan rendah 900 VA tercatat Rp 1.630 per kilo Watt hour (KWh).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Apr 2016, 18:30 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2016, 18:30 WIB
20160316-PLN-Listrik-HA
Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di kawasan Pondok Ranji, Tangerang Selatan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang menjalankan program penyaluran subsidi listrik tepat sasara‎n. Salah satu cara dari program tersebut adalah dengan mencabut subsidi listrik golongan pelanggan 900 Volt Ampere (VA) yang masuk kategori mampu. Apa keuntungan pencabutan subsidi listrik tersebut bagi PT PLN (Persero)?

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan,‎ PLN tidak mendapatkan penambahan pendapatan dari pencabutan subsidi golongan 900 VA yang masuk kategori mampu tersebut. "Keuntungan bagi PLN, pada dasarnya dari sisi pendapatan sama saja," kata Benny, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/4/2016).

Bennny melanjutkan, saat ini tarif listrik untuk golongan Tegangan rendah 900 VA tercatat Rp 1.630 per kilo Watt hour (KWh). Namun pelanggan tersebut hanya membayar Rp 650 per kWh karena sisanya dibayar oleh pemerintah. 

Selama menjalankan mekanisme subsidi tersebut, PLN tidak bisa langsung mendapat pelunasan pembayaran dari pemerintah. Namun untuk pelunasan tersebut harus melalui audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan persetujuan Komisi VII DPR. Dengan adanya proses verifikasi tersebut membuat pendapatan PLN tertunda.

"Untuk mempertanggungjawabkan memang harus diaudit BPK. Untuk mendapatkan subsidi yang sisanya tadi ini harus ada juga ada persetujuan dari DPR, komisi VII," tutur Benny.

Dengan dicabutnya subsidi listrik yang selama ini diberikan kepada 18 juta pelanggan tersebut, PLN langsung mendapat pembayaran tarif listrik sepenuhnya dari pelanggan. Sehingga porsi pelanggan yang membayar tarif semakin besar, hal tersebut membuat kondisi kas PLN ‎menjadi kuat.

"Porsi dari konsumennya jadi besar. jadi kalau ada apa-apa, negara kesulitan membayar keuangan, subsidinya tertunda. Sebelumnya pendapatan PLN dalam artian cash berkurang karena yang dari subsidinya belum dibayar. tapi untungnya ini belum pernah tertunda ya," tutup Benny. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya