Liputan6.com, Jakarta Proteksionisme yang bakal diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan berdampak Indonesia. Pasalnya, kebijakan tersebut bis menekan kinerja mitra dagang Indonesia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian, Bobby Hamzar Rafinus mengatakan, kebijakan yang diambil Trump akan menimbulkan gejolak ke mitra dagang tersebut. Alhasil, tekanan ini juga menjalar ke Indonesia.
"Tantangan akan lebih besar untuk meningkatkan ekspor," kata dia dalam acara bertajuk SARA, Radikalisme, dan Prospek Ekonomi Indonesia 2017, di Jakarta, Senin (23/1/2017).
Dia mengatakan, tantangan perekonomian Indonesia untuk tahun ini memang lebih banyak berasal dari global. Kondisi ekonomi yang tidak pasti menimbulkan risiko terhadap nilai tukar dan arus modal.
"Sejauh ini kami melihat aspek global yang lebih memberikan ancaman kinerja ekonomi kita. Jadi ketidakpastian ekonomi global khususnya sektor keuangan akan meningkat tahun ini. Sehingga kemungkinan volatilitas rupiah, arus modal akan lebih tinggi 2017," jelas dia.
Dari dalam negeri sendiri, ujar dia, tantangan perekonomian ialah persoalan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah tengah berupaya mendorong daya beli melalui pemberdayaan ekonomi mikro dan menengah.
"Domestik ada ancaman, tapi lebih bagaimana meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan ekonomi melambat secara perlahan daya beli akan tergerus. Oleh karena itu program pemerintah terkait pemberdayaan ekonomi mikro, menengah digeliatkan,"tandas dia.
Advertisement