Jonan: BP Harus Efisien Supaya Bisa Saingi Facebook

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan bahwa BP Tangguh merupakan aset besar dan bagus bagi Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 11 Feb 2017, 14:24 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2017, 14:24 WIB
(Foto: Liputan6.com/Fiki A)
Menteri ESDM Ignasius Jonan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan meminta kepada British Petroleum (BP) PLC, termasuk BP Berau Ltd yang mengoperasikan proyek kilang Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat untuk lebih efisien untuk menjadi perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar yang kian besar. Pasalnya BP Tangguh merupakan aset bagi Indonesia dan masyarakat Teluk Bintuni.

Menurut Jonan, nilai kapitalisasi pasar BP PLC (global) yang sudah beroperasi 110 tahun mencapai US$ 111 miliar. Sedangkan nilai
kapitalisasi pasar Facebook sudah menembus US$ 387 miliar.

"Pendiri Facebook tidak sekolah geologi, tidak perlu dikejar-kejar buaya di Teluk Bintuni, usianya belum 40 tahun, tapi nilai perusahaannya sudah 3 kali dari BP," kata Jonan seperti ditulis Sabtu (11/2/2017).

Dia meminta kepada BP untuk menerapkan manajemen yang cerdas dalam pengelolaan bisnis. "Idealnya industri ini (migas) harus bisa lebih efisien. Kami akan benahi karena sumber daya alam merupakan milik seluruh rakyat Indonesia," jelasnya.

Lebih jauh kata Jonan, BP Tangguh merupakan aset besar dan bagus bagi Indonesia, karena telah memberikan masyarakat di Teluk Bintuni dan Papua Barat. Dirinya mendorong BP Tangguh dan SKK Migas untuk melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan atau proses bisnis BP di Tanah Air.

"Presiden berpesan tidak boleh kegiatan usaha bersifat ekslusifitas. Harusnya makin inklusif, mengajak partisipasi masyarakat karena konsep CSR perusahaan sudah usang, kecuali CSR mengalokasikan 15-20 persen dari bottom line. Kalau cuma 1-2 persen, lebih baik konsep ekslusivitas dihapus," harap Jonan.

Jonan menambahkan, bagi hasil dari keuntungan BP dikembalikan lagi untuk pemerintah daerah, termasuk untuk membangun daerah Papua.

"Sebagian kan dibagi dengan daerah, sehingga bisa untuk membangun infrastruktur bandara, dan program masyarakat lainnya," tandas Mantan Menteri Perhubungan itu. (Fik/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya