Liputan6.com, Jakarta Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik (INAplas) menyambut baik rencana pengembangan industri petrokimia di Blok Masela, Maluku.
Namun pengusaha menilai masih ada sejumlah hal yang harus disiapkan pemerintah untuk menarik minat investor untuk membangun industri di blok tersebut.
Sekretaris Jenderal INAplas Fajar Budiyono mengaku pengusaha telah beberapa kali berdiskusi dengan pemerintah mengenai pengembangan industri di Blok Masela.
Sejumlah investor juga telah menyatakan ketertarikan untuk membangun pabrik petrokimia di kawasan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Kami sudah beberapa kali diajak bertemu untuk membahas masalah Blok Masela. Kita berminat selama ada garansi jumlah quantity dan harga," ujar dia di Hotel Intercontinental Midplaza, Jakarta, Selasa (7/3/2017).
Namun demikian, ucap‎ dia, pemerintah harus memberikan kepastian pasokan dan harga gas sebagai bahan baku energi industri petrokimia. Fajar meminta harga gas yang pasok sebesar US$ 3,5 per MMBtu.
"Jadi harga keekonomian. Kita hitung-hitung US$ 3,5. Itu penerimaan negara sama dengan kalau negara jual harga US$ 6.‎ Jadi tidak ada masalah di Masela, yang penting ada kepastian stok dan formula harga. Karena kita kan 30 tahun. Karena kalau di Masela kita bangun satu pabrik saja, itu bisa dapat 500 ribu ton untuk polietilen dan polipropilen sekitar 700 ribu ton," kata dia.
Selain itu, Fajar juga meminta pemerintah menyiapkan infrastruktur transportasi untuk mengangkut hasil produksi industri ini. Caranya, dengan menyambungkan tol laut yang sudah ada ke Blok Masela , sehingga ‎biaya transportasi bisa semakin murah
"Kemudian lokasinya di mana, kan ada tiga lokasi. Kalau bisa ini infrastruktur yang disiapkan pemerintah. Dan penting lagi, selesai ini dibangun tol laut harus nyambung. Kan sementara ini tinggal lewat Masela, kalau ada tol laut jadi tidak masalah. Karena dia ke timur bawa bahan baku makanan, dan ke barat bawa bahan baku polimer. Bolak balik dapat," ujar dia.