Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan jamu legendaris Nyonya Meneer pailit. Kabar tersebut tentu saja sangat membuat kaget banyak orang. Pasalnya, perusahaan tersebut sudah berdiri hampir 100 tahun. Tak ada yang menyangka perusahaan tersebut dipailitkan oleh kreditornya.
Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali mengatakan, produk-produk dari perusahaan jamu ini sangat membumi seperti minyak telon, jamu usai melahirkan dan pelangsing. Sayangnya, produk-produk tersebut kemungkinan besar tidak akan beredar lagi usai dipailitkan.
Rhenald menjelaskan, fenomena yang terjadi kepada Nyonya Meneer ini merupakan fenomena zombie company. "Zombi adalah mayat yang berjalan. Ia sebenarnya sudah mati, tak ada lagi sumber darahnya, tetapi karena satu dan lain hal tidak bisa atau tak mau dikubur," kata dia di Jakarta, Kamis (10/8/2017).
Advertisement
Baca Juga
Zombi yang dikenal dalam film itu, selain tak ada sumber darahnya lagi, juga tak berjiwa, tetapi punya naluri dan bisa bergerak. Jiwa atau roh dalam bisnis merupakan sumber inovasi dan kebijakan. Sedangkan darah adalah energi yang menggerakkan seluruh organ perusahaan. Ini sama dengan cash flow atau arus kas yang datang dari usaha.
Nah, biasanya begitu ditinggal pendiri, perusahaan bergerak seperti tanpa roh. Perusahaan menjadi tidak inovatif dan terbelenggu oleh rutinitas. Tak menciptakan hal-hal baru lagi yang menggairahkan semua pegawai.
Perusahaan tanpa roh ibarat perguruan tinggi negeri yang dipimpin oleh rektor yang hanya menumpang duduk di jabatan tertinggi. “Dia hanya asyik memimpin seremoni, tak ada sesuatu yang baru dari kepemimpinannya,” lanjut dia.
Fenomena ini sebenarnya juga ada di BAdan Usaha Milik Negara (BUMN), anak usaha BUMN, atau perusahaan daerah yang gagal meraih pemimpin transformasi. Tetapi, kini juga banyak di sektor swasta.
Zombie company akhirnya hidup dari utang atau menjual aset-aset yang ada secara bertahap. Hanya supaya bisa bergerak. Bahkan dibiayai dengan bad debt atau cek kosong.
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Diselamatkan
Namun kemungkinan besar perusahaan jamu legendaris tersebut bisa diselamatkan dengan adanya darah baru. Pengusaha nasional, Rachmat Gobel, akan memberikan suntikan dana kepada produsen jamu Nyonya Meneer.
Hal tersebut dikatakan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional, Dwi Ranny Pertiwi Zarman, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (10/8/2017).
"Itu benar (diselamatkan). Saya dikasih tahu Pak Charles Saerang (Presdir Nyonya Meneer). Saya kebetulan tidak hadir dalam pertemuannya semalam, tapi itu benar," kata Ranny.
Ranny mengaku tak mengetahui secara rinci bagaimana mekanisme penyelamatan Nyonya Meneer oleh Rahmat Gobel. Namun yang pasti, Rahmat, kata Ranny, tidak membeli perusahaan jamu yang berdiri sejak 1919 ini.
"Bukan mengambil alih, tapi membantu restrukturisasi pembayaran utang. Yang terucap itu Rp 50 miliar. Ini kan dikejar waktu, tim kurator pengadilan sudah bekerja," tutur dia.