Distribusi Terhambat, Semen di Papua Jadi Batu

BUMN telah berhasil menurunkan harga semen di Puncak Jaya, Papua

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Okt 2017, 19:15 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2017, 19:15 WIB
Jalan Trans Papua (Foto: Dok Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)
Jalan Trans Papua ruas Habena-Mbua (Foto: Dok Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta BUMN telah berhasil menurunkan harga semen di Puncak Jaya, Papua. Program ini sudah berjalan dua bulan. Namun sayangnya, program ini menghadapi kendala.

Hal ini diungkapkan oleh koordinator program semen turun harga di Papua, Wolter B Hesegem saat berbincang dengan wartawan di Kementerian BUMN.

"Jadi semen di Puncak jaya itu sudah turun, dan langsung dirasakan manfaatnya ke masyarakat. hanya saja kendalanya itu ada beberapa sak yang jadi batu," tegas Wolter, Selasa (10/10/2017).

Semen-semen yang sudah mengeras dan menjadi batu tersebut akhirnya tak bisa dipakai dan didistribusikan. Penyebabnya adalah cuaca yang ada di Wamena, yang merupakan hub distribusi barang, tidak menentu.

"Jadi kadang hujan deras, jadi tidak ada penerbangan, dan semen kita tutup pakai terpal, akhirnya jadi batu," tegasnya.

Diakui Wolter, memang kondisi alam di Papua menjadi kendala yang kerap kali terjadi. Namun demikian dirinya mengapresiasi BUMN yang sudah berupaya menurunkan harga semen tersebut tanpa subsidi sepeserpun dari pemerintah.

Dirinya berharap, ada tambahan penerbangan dari Timika ke Wamena dengan menggunakan pesawat tipe Boeing. Dengan pesawat tersebut, selain memiliki kapasitas yang lebih besar juga lebih tahan terhadap cuaca.

Selama ini penerbangan dari Timika ke Wamena dilayani pesawat perintis. Ada distribusi dengan menggunakan pesawat hercules yang lebih besar, hanya saja itu hanya tiga kali dalam satu bulan. (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya